Anak akan mulai mempelajari apakah benda tersebut hangat, dingin, keras, ataukah lunak. Bahkan pada umumnya, mulut menjadi mata kedua bagi anak di bawah 2 tahun.
Ini adalah hal yang alamiah. Anak-anak di bawah 2 tahun menyukai aktivitas mengunyah. Bahkan mengunyah segala benda yang seharusnya bukan menjadi makanan mereka. Beberapa dari mereka melakukan aktivitas ini adalah untuk menemukan kenyamanan. Ya, maka bukan hal yang aneh bila anak pada usia tersebut sangat senang menghisap kempeng atau jempol mereka.
Bagi anak-anak pada usia di bawah 2 tahun memang masih menggunakan oral sensory sebagai cara untuk mengenal "dunia" di sekitar mereka.Â
Hanya saja bagi kita, orang dewasa pada umumnya, tentu saja memakan benda-benda yang bukan seharusnya menjadi makanan mereka bukanlah hal yang lazim dan tidak sehat,bukan?
Dalam masa proses tumkem (tumbuh kembang) anak kita juga perlu memperhatikan pertumbuhan gigi anak. Aktivitas menghisap dan mengunyah benda-benda bukan makanan juga dilakukan anak-anak seiring dengan bertumbuhnya gigi susu mereka.
Untuk keperluan ini sudah pasti, dong kita sebagai orang tua membiasakan anak rajin cek kesehatan ke dokter gigi ya, Parents.
Perilaku ini pun tak jarang berlanjut di kalangan anak-anak di atas usia 2 tahun, bahkan pada remaja hingga dewasa. Mereka suka sekali memasukkan jempol mereka, atau senang menggigit kuku jari, pangkal pensil (ada siswa saya yang hingga usia 11-12 tahun). Ada pula yang  memasukkan rambut dalam mulut mereka.
Nah, sekarang bagaimana bila aktivitas ini berlanjut pada anak di atas 2 tahun, bahkan pada usia dewasa ? Normalkah perilaku tersebut? Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
Acapkali timbul pula pertanyaan dari para orang tua:
'Nih kalo perilaku kayak gini nih sehat ga sih dalam masa tumkem (baca: tumbuh kembang) anak saya?'
Yuks Parents, kita berkenalan dengan apa yang disebut sebagai sensory overload pada anak-anak.