Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Solo Keroncong Festival 2022, Bangkitnya Senyawa Keroncong Kekinian

26 Juli 2022   13:05 Diperbarui: 26 Juli 2022   22:46 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kemahiran Dony Koeswinarno meracik musik Jazz dan blues ke dalam citra keroncong memenuhi ikrar kemewahan genre musik sebagai bahasa pemersatu | Dokumentasi pribadi

Dipadukan dengan kreativitas anak-anak muda, keroncong disuarakan dengan epik kepada publik. Mengusung konsep keroncong fusion, festival kali ini diharapkan mampu memikat kaum muda menjadi senada dengan titian harmonisasi keroncong.

Selain OK. Komunitas Keroncong Muda Surakarta yang hadir di penghujung acara, ada pula OK. Svarama. Tujuh anak muda kebanggaan Semarang mendaratkan keroncong modern yang so easy listening.

Svarama menambah rame malam event nasional tersebut. Tempo yang nge-beat membabat habis Langgam Gambang Semarang. Decak kagum penonton tak surut tatkala Svarama berkolaborasi dengan penyanyi sekaligus mantan Puteri Solo, Elizabeth Sudira.

Lagu "Rindu Solo" menyatu dengan begitu banyak hati anak muda yang turut ambyar saat menyelaraskan malam dengan jiwa kami. Termasuk saya? Tentu saja, Kawan. Memori episodik kami hadir sejurus dengan kerinduan kami membawa Solo sebagai tempat bernaungnya musik keroncong.

Bersenyawanya keroncong dengan gamelan Bali, permainan indah seruling khas Sumatera Barat, menetapkan kembali keroncong sebagai musik dalam negeri yang mengalir menghias dinding malam kami para penikmat keroncong.

kemahiran Dony Koeswinarno meracik musik Jazz dan blues ke dalam citra keroncong memenuhi ikrar kemewahan genre musik sebagai bahasa pemersatu | Dokumentasi pribadi
kemahiran Dony Koeswinarno meracik musik Jazz dan blues ke dalam citra keroncong memenuhi ikrar kemewahan genre musik sebagai bahasa pemersatu | Dokumentasi pribadi

Sebagaimana lantunan "Hanyalah Untukmu" sebuah masterpiece peniup saxophone Dony Koeswinarno feat. Tompi. Malam itu lagu yang merupakan hasil kolaborasi Dony dan Tompi dibawakannya secara epik bersama O.K. Indonesiaku.

Yang sungguh memikat hati saya malam itu adalah beberapa alunan keroncong hadir bukan lagi hinggap di audio korteks saya sebagai musik yang membuat si pendengar mengantuk.

Ya, begitulah saya dulu. Sebelum almarhum bapak membiasakan kuping saya dengan musik keroncong digitalnya, saya lebih memilih genre jazz. Namun rindu dan benci hanya dibatasi oleh tabir yang begitu tipis, bukan?

Perkenalan saya pada keroncong tak lain dan tak bukan adalah karena memori saya menyimpan banyak syair keroncong lebih banyak dari teman-teman SMA saya. Tentu saja, itu karena siraman musik keroncong selalu saya terima. Walhasil, saya sempat ditunjuk maju lomba menyanyi keroncong perjuangan.

Ah, maafkan. Mari kita lanjutkan kembali Festival ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun