Mengapa kita marah atau tersinggung? Yap. Betul. It's all about privacy. Ini tentang privasi kita. Demikian pula dengan anak-anak.Â
Mengawasi setiap gerak dan membatasi penggunaan ponsel pada anak justru memberikan contoh bahwa anak-anak pun boleh melakukan trespassing. Boleh melanggar batas hak privasi orang lain.Â
Berbincang mengenai pornografi dan kekerasan tak dapat kita lepaskan dari "moralitas". Sedangkan moralitas terbangun dari empati.Â
Semenjak anak-anak mulai menyadari keberadaan dirinya, kita dapat melatih empati mereka. Kita dapat berlatih self control bersama mereka.Â
Kalau sudah beranjak remaja? Ya tak mengapa. Latihan berempati tidak memandang usia, bukan?Â
Sebagai orang tua kita harus banyak berlatih menjadi teman untuk anak. Sehingga anak tidak canggung untuk bertanya tentang seks kepada orang tua.Â
Beritahukan bahwa mereka sedang terpapar pornografi. Cobalah bertanya, apa yang ingin mereka ketahui dari pornografi tersebut.
Berlatih merespon positif bila sedang dinasehati. Berlatih meregulasi emosi marah. Belajar datang saat dipanggil, belajar bertanya tentang seks kepada orang tua. Berlatih memelihara hewan peliharaan atau merawat tanaman di halaman. Dan masih banyak stimulan lain yang dapat kita aplikasikan sesuai kemampuan anak.
Apabila sebagai orang tua kita merasa tidak mengerti apa yang harus dilakukan pada anak-anak yang telah terbiasa menikmati konten pornografi, alangkah baiknya kita berkonsultasi pada ahli yang bersangkutan.
Parenting bukan bertujuan untuk menyelesaikan problem anak pada masa kini. Namun, tentang bagaimana mempersiapkan anak supaya mampu bertahan hidup di masa yang akan datang.
Salam sehat, salam sadar