Sejauh manakah temper tantrum yang patut kita waspadai?Â
Orang tua ataupun para pengasuh sudah sepantasnya mewaspadai apabila anak melakukan tantrum bukan lagi sebagai kebutuhan mereka untuk bersosialisasi dengan orang dewasa.Â
Ada beberapa perilaku anak yang dapat kita jadikan indikasi sampai sejauh mana tantrum mulai harus kita waspadai.Â
Apabila anak tantrum disertai self harm, tindakan menyakiti diri sendiri. Anak-anak pada masa temper tantrum menggigiti dirinya sendiri atau menggunakan objek lain untuk menoreh bagian tubuhnya.Â
Kadang ada pula yang membenturkan kepala di dinding atau dengan sengaja menendang objek lain hingga kakinya terluka. Ini harus mendapat perhatian khusus dari orang tua maupun pengasuh.Â
Terjadinya ledakan kemarahan pada anak pada frekuensi tertentu (15-20 kali dalam sebulan). Saya sarankan konsultasikan kepada psikolog anak terdekat kita.Â
Karena selain akan menguras tenaga kita sebagai pengasih dalam meredakan tantrum anak, perilaku ini bila dibiarkan akan menyebabkan ketidaknyamanan pada diri si anak.Â
Memang tantrum adalah hal normal yang sudah wajar terjadi pada anak-anak balita. Namun, sudah sepantasnya pula kita pun menyadari bahwa tantrum dapat menjadi gejala dari kesehatan mental anak.Â
Dunia anak-anak bukan masalah kita lebih benar atau lebih berpengalaman. Bersama anak-anak kita mampu bertumbuh bersama.Â
Selamat menyayangi anak-anak kita, selamat berempati untuk mereka.Â
Salam sehat, salam sadar