Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Parenting: Ayah, Ibu, Haruskah Menghukum Saat Anak Tantrum?

27 Maret 2022   16:01 Diperbarui: 12 April 2022   10:15 2223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: anak sedang tantrum | via monadelahooke.com

"Enda.....ayo kita ke rumah dhek Reyhan," terdengar rengekan  keponakan saya di kala bundanya tengah sibuk membantu saya dalam sebuah acara keluarga. 

Rengekan itu semakin keras terdengar dan dibarengi dengan teriakan yang terdengar hampir oleh semua tamu. Yang menarik perhatian saya adalah bagaimana adik sepupu saya menenangkan anak 3 tahunnya yang sedang tantrum. 

"Oke, nanti kita ke rumah dhek Reyhan. Nanti kalau semua selesai. Tapi, ga usah pake teriak, ya." 

Ajaibnya, anak ini segera menyudahi tantrumnya. Tanpa cubit, tanpa bilang, "cukup" atau "sudah".

Pada anak usia balita pada umumnya akan berpikir, jika aku menjadi anak baik tetapi tidak diperhatikan, maka mungkin aku akan diperhatikan bila berbuat nakal. 

Maka sangat penting untuk kita tahu mengapa anak usia 2-3 tahun merengek ingin makan bakso pakai mangkok seperti ayah dan bundanya. Ya, tentu saja ini adalah fase terrible two atau terrific three yang sudah sewajarnya kita sikapi tanpa ujar bercampur emosi marah yang tinggi. 

Kata-kata "apa yang bisa mama bantu" atau "ayah akan beliin eskrim kalau adek makan dulu" akan jauh lebih menenangkan anak dari pada "cukup", "sudah", atau tindakan mencubit bahkan ada pula yang memberi anak hukuman masuk ke kamar mandi. 

Alih-alih membuat anak takut atau jera, Kata-kata singkat tersebut membuat anak-anak menjadi bingung dan semakin tidak menahu apa yang terjadi dengan dirinya. 

Beberapa hal dalam tantrum yang menyangkut kesehatan mental anak. 

Mengambil definisi dari American Psychological Association (APA), temper tantrum merupakan ledakan emosional yang diterjemahkan dalam perilaku negatif anak.

Apa yang kita lakukan dalam pola asuh akan mempengaruhi temper tantrum anak. Prinsip inilah yang kemudian membuat Andy C. Belden dari University of Missouri, St. Louis mengadakan riset khusus tentang tantrum pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang tercatat dalam Journal of Pediatrics. 

Dalam studi tersebut dikatakan bahwa ada beberapa temper tantrum dengan frekuensi tinggi akan mengindikasikan adanya gejala gangguan kesehatan mental. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun