Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Leburnya Eijkman ke Dalam BRIN: Riset Kalis atau Menangis?

4 Januari 2022   22:21 Diperbarui: 5 Januari 2022   08:03 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LBME yang kini telah berganti kostum PRBM Eijkman | via instagram.com @eijkmaninstitute

Namun, apakah peningkatan ini juga berimbang dengan terpenuhinya standar prevalensi kebutuhan penduduk pengguna dengan ketersediaan jurnal? Perkara inilah yang selayaknya mendapat perhatian tersendiri dari BRIN mendatang. 

Dampak Intervensi Ideologi: Degradasi Hasil Risetkah Ini? 

LBME yang kini telah berganti kostum PRBM Eijkman | via instagram.com @eijkmaninstitute
LBME yang kini telah berganti kostum PRBM Eijkman | via instagram.com @eijkmaninstitute

Pengangkatan Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan Dewan Pengarah BRIN menimbulkan banyak polemik di kalangan masyarakat luas. 

Ini jelas menjadi kekhawatiran bagi dunia riset Indonesia. Terlihat jelas pada pasal 6 Perpres tersebut di atas, yang menjelaskan tentang tugas Dewan Pengarah. 

Yaitu "memberikan arahan kepada Kepala dalam merumuskan kebijakan dan penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan menjadi landasan dalam perencanaan pembangunan nasional di segala bidang kehidupan yang berpedoman pada nilai Pancasila."

Terlihat indah. Begitu idealis. Namun bagi beberapa kalangan, alih-alih idealis. Perkara ini merupakan mimpi buruk bagi independensi sebuah riset. Mereka menganggap ada intervensi ideologi yang akan mempengaruhi hulu sebuah riset; kepustakaan! 

Begitu pula kekawatiran masuknya kepentingan politik kembali menjadi bahan bahasan di media sosial. 

Tak mampu terbayangkan bila terjadi benar degradasi ilmu pengetahuan hanya untuk segelintir kepentingan pihak tertentu. 

Sebuah hasil riset, penelitian sudah sepatutnya berdiri secara independen. Independensi merupakan komponen kredo masyarakat terhadap hasil dari riset tersebut adalah murni, kalis dari lapangan. Oh, goodness.    

Bagi para penikmat jurnal penelitian, termasuk saya, sudah kepalang terkejut dengan  berita tersebut. Riset yang selama ini dipercaya dilakukan secara independen, kini berstatus terstrukur secara sentralis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun