Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Perawan Maria [Natal Pertama]

24 Desember 2021   21:04 Diperbarui: 26 Desember 2021   04:53 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bayi Yesus, Maria, dan Yusuf |via oneshetwoshe.com

Bahkan ketika aku mendengar tunanganku ingin menceraikan aku dengan diam-diam, aku pun tak mampu mencegahnya. Ia berhak melakukannya. Toh anak ini bukan buah dagingnya. Salah apa dia? 

Tapi, tidak! Ia adalah lelaki yang mampu menjaga kehormatan wanita. Ia yang sekian mil mau berjalan dalam kehidupanku. Bersamaku. Ia adalah tangan kepercayaan Tuhan bagiku. 

Itu cukuplah bagiku. 

Dan bayi yang lahir ini, andai saja kau di sini. Andai saja kau tahu bayi yang begitu mungil ini. 

Aku mungkin tak bisa merayakan hari lahirnya dengan mewah. Aku hanya wanita sederhana. 

Suamiku tidak cukup kaya untuk menyewa atau memesan kamar mewah setara ruang VVIP atau hotel mewah bintang lima. Tidak. 

Lihat, bayi ini memang berbaring di palungan. Hanya tempat air minum ternak yang mungkin juga penuh air liur domba dan ternak lain si pemilik tempat ini. 

Bayiku telah lahir. Di sini. Tempat yang jauh dari kata layak. Ia tertidur pulas dalam balutan kain lampin yang khusus kubawa, sama seperti yang dikatakan penubuat itu. 

Bila saja kau melihatnya... Tertidur begitu manis dalam kehangatan lampin dan tumpukan jerami kering. 

Ini lebih dari cukup bagiku. Bertemu Sang Imanuel. 

Cukuplah bagiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun