1. Masyarakat Indonesia masih mempercayai gangguan kesehatan jiwa berasal dari faktor supranatural atau hal yang tidak rasional. Seperti halnya schizophrenia disebabkan oleh sihir, kerasukan setan, melanggar larangan (mitos). Sehingga masyarakat memilih bantuan non medis untuk penyembuhannya.Â
2. Stigma berupa label negatif yang ditempelkan pada ODGJ membuat pasien dan keluarga menanggung malu. Para ODGJ mengalami stigmatisasi masyarakat sehingga mereka rentan mengalami kekerasan.Â
Sebuah studi menyatakan bahwa ODGJ lebih rentan mengalami tindakan kekerasan dibandingkan sebagai pelaku kekerasan. Yang memprihatinkan adalah, tindakan kekerasan ini jamak terjadi di lingkungan keluarga mereka sendiri.Â
So, please..... let's break up the stigma.
Bagaimana Bila Kita Adalah Orang Terdekat Mereka?Â
Bila kita berada bersama seseorang yang mengalami depresi, mari bantu mereka. Mari peduli dengan mendengarkan mereka tanpa memberikan justifikasi.Â
Dukung mereka untuk sembuh. Ingat, depresi bukan stres. Depresi adalah gangguan mental yang membutuhkan bantuan tenaga ahli profesional. Bagi kita yang bukan tenaga profesional, mari dorong mereka untuk menemui ahli profesional.Â
Remember : When you live with someone with depression, you can help them recover, but it's important to look after yourself too (WHO)Â
Buat teman-teman yang merasa sedang berada dalam tekanan depresi, mari segera keluar, mencari bantuan di sekelilingmu. Atau, segera temui ahli profesional.
Saya mengerti kita tidak selalu berada dalam lingkungan yang mendukung atau orang yang peduli dengan ketidaknyamanan kita. Akan tetapi, mari peduli dan sayangi diri kita. Paling tidak, menemui tenaga profesional agar kita dapat merasa nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.
Saya akan menutup artikel ini dengan satu cerita yang pernah saya bagikan dalam artikel saya yang lalu. Masih ingat kasus Rebo yang saya bagikan dalam artikel saya di bawah ini.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!