"Your responses are normal reaction to abnormal events"Â (anonim)
Membaca kembali kasus perundungan dan pelecehan seksual yang hingga kini masih menjadi isu pelik di masyarakat, sempat membuat saya harus melakukan grounding lebih lama. Betapa tidak?Â
Dua berita viral yang menggoncang norma dalam tatanan masyarakat, kembali mencuat, menggurat sebuah tuntutan hebat di antara masyarakat. Hingga petisi bertajuk cancel culture menjadi pilihan yang dirasa tepat.Â
Faktor-faktor penting layaknya regulasi yang tidak bias substansi belum juga beranjak dari meja panjang legislator negeri.Â
Ah, tapi kali ini saya tidak akan menguliti masalah regulasi. Mohon maaf, kalau Anda berkenan hadir, silakan kunjungi artikel sederhana saya yang satu ini...Â
Baca :Â RUU PKS, Masuk Antrean Nomor Berapakah?
Meskipun telah mampir ke meja rembug Baleg, mampukah janin norma hukum yang satu ini --yang kemudian berubah judul dari RUU-PKS menjadi RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual--merupakan pertanda bahwa "obat pembasmi serangga" telah dipastikan ampuh membasmi penyakit sosial semacam pelecehan seksual? Entah. Mungkin deretan waktu sajalah yang mampu membuktikan.Â
Sekali lagi, kali ini saya tidak berbincang menyoal yustisi negeri ini, mari kita bergeser sedikit ke arah hegemoni permasalahan sosial yang sedang viral terjadi.Â
Artikel saya hari ini, sebenarnya lebih tepat bila saya persembahkan bagi mereka yang peduli pada korban perundungan dan pelecehan seksual, serta seluruh penyintas trauma yang berani mengambil langkah untuk speak up, berbicara di hadapan publik. Ketahuilah, kalian telah melakukan hal yang hebat.Â
Mengulik Sedikit tentang Trauma
Trauma, menurut definisi dari American Psychological Association merupakan setiap pengalaman yang tidak nyaman, menimbulkan rasa takut, putus asa, hilang fokus, disosiasi, perasaan mengganggu dengan intensitas tinggi, sehingga mengakibatkan sikap, perilaku negatif seseorang, dan kinerja aspek lainnya.Â
Dalam salah satu literasinya, Sigmund Freud pernah menyatakan bahwa trauma pada dasarnya adalah sebuah pengalaman helplessness, tanpa pertolongan, yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari kejadian di luar pribadi tersebut.Â