Terlebih kebijakan pemangkasan sejumlah tenaga kerja yang marak terjadi di berbagai lini korporasi menyisakan akumulasi emosi yang mengendap dalam setiap individu yang terdampak.Â
Pengelolaan emosi yang tidak tepat dan tingginya intensitas pertemuan selama "di rumah saja" menimbulkan banyaknya gesekan konflik antar anggota keluarga.Â
Anak-anak adalah objek paling rentan mendulang muntahan emosi dari kelelahan orang tua. Bagaimana dengan konflik antar saudara? Bisa juga terjadi. Kelelahan mental seorang anak akan ia lampiaskan kepada saudaranya sendiri dalam wujud perilaku negatif.Â
Meningkatnya kasus KDRT yang semakin berjenjang meninggi dibarengi dengan menurunnya tingkat pertumbuhan kesehatan mental anak terdampak pelaksanaan PJJ selama satu tahun ini memang sudah selayaknya menjadi fokus perhatian.
Bukan maksud saya mengecilkan arti segala kerepotan yang mungkin saja terjadi beserta segala persiapan mulai dari arus birokrasi sebagai agen sistem hingga mengembalikan kebiasaan anak yang bukan hal yang mudah bagi orang tua.Â
Namun, mari, kepada orang tua dan para pendidik, percayalah, kita sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anak selama pandemi ini berlangsung.Â
Anda orang tua juga para pendidik yang hebat dengan segala proses yang kita jalani selama ini. Memang, tidak ada yang sempurna, tapi paling tidak kita sudah mencoba yang terbaik.Â
Mari bersama-sama terus berjuang untuk kemajuan anak-anak bangsa.Â
Salam dari sudut kecil edukasi bangsa.Â
Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H