Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Sunk Cost Fallacy" dan Tentang Proses Melepaskan

5 Januari 2021   09:16 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:44 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa eman biasanya menjadi alasan bagi pasangan tersebut untuk tetap mempertahankan hubungan mereka, meskipun mereka tahu itu hubungan yang sedang dijalani adalah toxic. Aneh? 

Eman untuk putus, karena hubungan sudah berjalan lama, menguras tenaga yang luar biasa, waktu yang lama, atau mungkin juga menghabiskan besaran materi yang dirasa cukup besar. Sehingga, tetap saja menjalin hubungan meskipun terasa melukai.

Bagi kita yang tidak sedang dalam hubungan toxic, adalah mudah untuk mengatakan atau  memutuskan pilihan mengakhiri sesuatu yang kita pandang merugikan. Tapi, ingat, bagi mereka yang berada dalam hubungan ini, tidak sedang menggunakan logikanya. Cinta dengan logika bukan perkara mudah, Sobs. 

Ini tentang manusia emosional yang berusaha menggunakan rasionya, agar dapat hidup seimbang. Kalau masalah cinta, entah itu man from Mars atau woman from Venus pada dasarnya semua sama, it's all about feeling, emosi seseorang. Sama-sama ambyar bila harus putus di saat sayang-sayangnya.

Balik lagi, Sobs. Manusia lebih cenderung memilih sesuatu yang nyaman dan menghindari ancaman. Manusia lebih menyukai goal, tujuan sebuah hubungan dari pada makna hubungan tersebut.

Tanpa sadar bahwa sebenarnya ekspektasi sebagai pembentuk tujuan pencapaian kadang berlebihan. Terlalu imajinatif. Liar. 

Sobat, memang tidak mudah untuk mempertahankan sebuah hubungan. Belajar berproses itu baik. Tapi, akan jadi lain soal bila hubungan tersebut melukai kita. 

Mari, coba sadari. Coba bandingkan sebelum kita berada dalam hubungan itu. Lebih baik, atau lebih buruk?

Coba pahami, bila kita terus menjalin sebuah hubungan yang melukai. Kita akan kehilangan waktu untuk melakukan sesuatu yang lebih membangun bagi diri kita, terlebih memberi manfaat bagi liyan.

Menulis artikel ini tidaklah mudah bagi saya. Butuh waktu yang cukup lama untuk berproses. Letting go, sebuah proses melepas, bukanlah ancaman. Cepat atau lambat, selama kita adalah manusia fana, maka kita pasti akan menjalaninya. Kita akan tetap melalui fase kehilangan. 

Kehilangan hubungan tersebut saat ini atau kehilangan diri kita di waktu mendatang? Bukankah kita sama-sama dalam fase kehilangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun