Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melihat Sisi Menguntungkan di Balik "Puber Kedua: Midlife Crisis"

20 Desember 2020   19:19 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:33 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses metamorfosis kupu-kupu sebagai simbol transformasi midlife crisis | via pinterest.com @dreamstime.com

Psikolog Erik Erickson berpendapat bahwa usia madya ini, merupakan masa memilih, sebuah titik balik di mana individu memaksimalkan potensinya atau mereka memilih untuk berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apa pun lagi.

Pada tahap ketiga inilah seseorang akan menyadari kesalahan yang mungkin timbul pada fase kedua. Keputusan emosional pada fase kedua yang dianggap merugikan seperti marah, berhenti dari pekerjaan, berselingkuh, atau berdandan ala anak muda kemudian akan disadari sebagai sebuah kesalahan.

Timbul penyesalan dalam diri individu, yang mendorongnya untuk berupaya memperbaiki diri, melakukan perenungan, dan mengevaluasi untuk merencanakan kembali kehidupannya.

Bagaimana Upaya Menangani Masa Puber Kedua?

Ya, midlife crisis adalah sebuah siklus, sebuah proses kematangan kedewasaan seeseorang. Tergantung pada cepat lambatnya seseorang berdamai dengan perubahan fisiknya dan penurunan kemampuan tubuhnya. 

Melakukan olahraga secara teratur akan memicu tumbuhnya hormon oksitosin, sebagai salah satu zat komponen pemicu kebahagiaan. Dengan berolahraga, seseorang akan berada dalam kondisi tubuh yang terjaga. 

Kontrol emosi dapat pula diatur dengan melakukan relaksasi atau meditasi, sehingga seseorang tidak menghabiskan waktu untuk menyalahkan dirinya, melainkan mampu mengapresiasikan perasaan mereka, mampu menemukan sisi yang baik, sekalipun pada situasi yang paling buruk. 

Nah, selain upaya dari diri sendiri, alangkah baiknya apabila keluarga, teman, maupun lingkungan sekitarnya pun mendukung dan memberi apresiasi selama individu beradaptasi dalam masa krisisnya.

Seberapa besar resiliensi pasangan akan berdampak pada besar kecilnya resiliensi seluruh anggota keluarga.  

Begitu yha, Sobs. Semoga yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi kita yang sedang atau pun akan memasuki area middle life. Tetap semangat yha, and jangan lupa tetap jaga kesehatan.

Layaknya ulat dalam kepompong, demikianlah individu dalam proses midlife crisis. Usai individu melampaui fase ini, maka ia akan seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompong. Menjadi diri sendiri dengan keindahan kebajikan mengalahkan dunia. 

Salam bahagia,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun