SATU. Sadari bahwa masing-masing kita adalah pribadi yang utuh. Termasuk anak-anak. Berhenti merasa bahwa kita "bergantung" pada orang tua. Ada masa ketika kita sebagai anak-anak harus bertumbuh dan berkembang sesuai dengan siapa diri kita sendiri. Bukan bagian dari harapan masa lalu orang tua yang belum tercapai.
DUA. Bila diperlukan, maka memberi jarak untuk kebaikan diri sendiri perlu dilakukan. Beberapa ahli psikologi beranggapan bahwa memisahkan diri dari ketergantungan pada orang tua dengan cara hidup mandiri terpisah dari orang tua akan menjadikan pembelajaran tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan diri kita.
TIGA. Bilamana kita dalam kondisi yang benar-benar tidak dapat meninggalkan orang tua dan mau tidak mau harus hidup bersama orang tua kita, mari belajar untuk sedikit melonggarkan diri.Â
Berhenti bertanya mengapa orang tua saya bersikap begini dan begitu. Stop doing like that. Cobalah untuk menggantinya dengan pertanyaan apa yang bisa saya lakukan atas kondisi ini? Sebisa mungkin, buat orang tua kita merasa nyaman, dan aman. Sehingga rasa kuatir yang seringkali menghinggapi orang tua kita akan berkurang.
Saya tahu ini tidak akan mudah. Tapi mereka adalah orang tua kita. Dan bagaimana pun juga, kita tidak mungkin merubah orang lain. Bila pun orang lain berubah, itu karena ada keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berubah.
Demikian post saya kali ini, terima kasih and see ya..
*Ps. For Mha, tengkyu bantuannya, big guy...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H