Tsundere merupakan salah satu dari 4 karakter tokoh dalam anime maupun manga.
Selain Tsundere, ada Dandere, Yandere, dan Kuudere. Untuk lebih jelasnya, secara singkat kita kulik sebentar yuks apa itu tsundere.
Tsundere, dari gabungan kata "tsun tsun" dan "dere dere" yaitu karakter dengan sifat keras, dingin, atau juga agresif, untuk menutupi rasa suka terhadap karakter lain yang dicintainya. Namun bila tahu karakter lain tersebut juga menyukainya, maka ia akan berubah sikap menjadi sangat manis.
Well, singkat kata singkat cerita, secara sederhana saja, tsundere menggambarkan karakter yang selalu bertindak kasar, atau bersikap dingin tanpa empati kepada orang yang disukainya.
Nah, apa hubungannya dengan toxic relationship?
Tindakan kasar atau pun sikap acuh layaknya tanpa empati tokoh tsundere kepada orang yang disukai, selalu muncul di awal cerita.Â
 "Bukankah karakter semacam itu juga terbentuk dari karakter orang dalam real life?"ujar anak remaja tadi kepada saya sambil menikmati free WiFi-nya di suatu sore.
Pertanyaan ini memunculkan pertanyaan lain dalam kepala saya. Bila memang betul seperti itu, bukankah karakter tsundere ini pun terbentuk dari daya imaji seseorang yang memang benar-benar ada di sekitar kita?Â
Ada kemungkinan mereka yang menjalin hubungan asmara pun mengalaminya. Tindakan kasar, makian, kata-kata kasar, atau rasa acuh; tanpa empati menghiasi hubungan asmara, dengan dalih tidak mampu menunjukkan rasa cinta kepada pasangan sebagaimana lazimnya.Â
Seberapa sering kita mendengar pernyataan yang sama dari seseorang yang seharusnya memberikan rasa sayang, aman kepada kita. Coba kita renungkan, untuk membenarkan susu yang berwarna putih dapatkah dengan menyatakannya berwarna hitam?
Bagaimana bila toxic relationship ini terjadi dalam urusan di luar asmara? Mungkin terjadi dalam relasi antara atasan dan bawahan. Dalam dunia kerja, misalnya. Ada seorang manajer yang memanipulasi karyawannya dengan memberikan ujaran-ujaran yang membuat bawahan menjadi tertekan. Bila terjadi terus menerus maka akan mengakibatkan beban bagi karyawan tersebut.Â