Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspada Perceraian dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental Anak

5 September 2020   22:43 Diperbarui: 6 September 2020   14:06 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat tingginya angka perceraian, sepertinya membutuhkan effort panjang bagi setiap pasangan untuk tetap mempertahankan pernikahan.

This is an advise, my bestie ever share it to me.

Sebelum menikah buka mata lebar-lebar, cari pasangan hidup yang benar-benar mampu menjalankan fungsinya masing-masing. Setelah menikah tutup mata rapat-rapat, serahkan kemerdekaan masing-masing agar dapat menemukan kesesuaian kompetensi. 

"Kemerdekaan?" tanya saya.

"Yups, bila kemerdekaan seseorang; kebebasan seseorang diserahkan maka willingly ia akan melepaskan apa yang ada padanya, tanpa terkecuali, ego. Kalau dalam pernikahan hanya satu pihak saja yang menyerahkan kebebasannya, maka kacaulah rumah tangga," jelas teman saya.

Lalu sampailah kami pada pertanyaan mautnya, "So, when will you get married?"

"Ooowh, not again....."

Oh yha, satu hal lagi yang tidak ingin saya lewatkan adalah fakta bahwa anak-anak mempunyai pilihan yang mengguncang rasa kepo saya.

Dari sekian banyak anak middle adolescent penyintas broken home yang saya jumpai, sebagian besar dari mereka lebih memilih orangtua mereka berpisah sehingga mereka menjadi waras mental, tanpa mendengarkan pertengkaran orangtua daripada terus memaksakan bersama, tetapi kejiwaan mereka terganggu.

Hmmm,...PR lagi bagi orang tua untuk semakin bijak mengelola pernikahan.

Demikian kisah hidup saya, yang hingga kini masih sibuk belajar dari Sang Guru kehidupan. Sekali lagi, Temanku, sharing for caring....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun