Ya, take and give segala informasi yang mereka butuhkan dalam masa "pencarian jawaban" atas pertanyaan yang enggan mereka bincangkan dengan orangtua mereka, dikarenakan adanya gap atau jurang pemisah antara orangtua dengan anak.
Hati-hati, Bunda, Ayah. Ini momen penting bagi pertumbuhan self esteem mereka. Biasanya, pertanyaan yang seru adalah sekitar seksualitas.
Bagaimana mereka ada di dunia, mengapa fisik mereka berbeda, ditambah dengan informasi yang belum tentu benar dari teman ataupun dunia maya. Hmm, tak jarang efek audio visual mampu menciptakan imajinasi dan pertanyaan-pertanyaan "besar" bagi mereka.
Lalu gimana? Ok, tentu saja membicarakan sex di sini bukan berkisar tentang kegiatan seksual antara pria dan wanita di atas ranjang. Kita bisa memulainya dengan langkah pertama. Dialog dua arah.
Lihat saja pertanyaan yang mungkin muncul. Tentang bagaimana pembuahan itu terjadi, tentang kehamilan, kelahiran, tentang masa menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, tingkah laku penyimpangan seksual dalam masyarakat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pertumbuhan dan fungsi alat-alat reproduksi yang benar.
Dengan pemahaman yang benar, diharapkan anak-anak dapat menangkap informasi secara tepat, sesuai tingkat pemahaman mereka, sehingga mereka pun mampu menyikapi kondisi bagian tubuh mana yang tidak seharusnya disentuh oleh orang lain.
Kita dapat mengemas pendidikan sex ini dalam bentuk cerita atau dongeng tentang heterogenitas karakter individu yang mungkin mereka temui di lingkungannya.
3. Ciptakan lingkungan yang memproteksi mereka
Ada beberapa kerabat pernah membagi pengalamannya tentang bagaimana ia memproteksi anak gadis mereka. Mengikuti kursus aikido, yudo, karate, ya...selain sebagai ajang berolah raga, anak-anak bisa menjaga dirinya dengan kemampuan olah tubuh yang mereka miliki. Tentu saja ini bagus, akan tetapi tidak semua dari kita menyenangi kegiatan olah tubuh tersebut.Â
Satu hal yang pasti adalah memberikan edukasi tentang tindakan-tindakan pelecehan seksual yang mungkin saja terjadi di sekeliling mereka.Â
Lakukan perlindungan pada anak-anak apabila kita mendapati anak-anak telah mengalami tindakan abusive dalam ranah mana pun.
Ajarkan pada anak tindakan asertif, untuk berkata "tidak" dan bertindak tegas pada sex abuse.