Dari saku celana dikeluarkannya beberapa lembar uang ratusan ribu, diambilnya pizza dari tangan Ryu lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Sesaat Ryu termangu. Debit aliran darahnya semakin meninggi. Detak jantung serasa berhenti seketika. Otak lobus frontalnya serasa kacau. Kata-kata yang telah dirancangnya dalam penyamaran ini hilang seketika.  Akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Langkah Ryu membawanya pergi dari rumah itu.Â
Diambilnya ponsel dari tas sandang kecilnya. Ditekannya satu nomor telepon yang sering ia hubungi.
"Temui aku di tempat biasanya. Aku punya sesuatu untukmu," kata Ryu pada seseorang di seberang telepon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H