"
"karena tak kau lihat, terkadang malaikat, tak cemerlang tak rupawan, namun kasih ini silakan kau adu, malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya."
Lagu dari kumpulan cerpen karya Dee Lestari ini mencuat dan menggugat batinku, seringkali melambungkan imajinasiku yang terbang kian kemari untuk dirangkai menjadi sebuah cerita. Sayap dan malaikat. Serangkai indah layaknya Glenn Fredly dan semua maha karyanya dalam menghiasi musik Indonesia.
Denting dawai gitarnya dan senyum manis sinyo Ambon ini membuat jatuh hati semua wanita yang mendengar lantunan lagunya. Termasuk aku, bosku...
Hentakan musik dan suaranya dalam Tinggikan yang merupakan soundtrack film Cahaya dari Timur masih tersimpan dalam playlist lagu musik digitalku. Ya, setiap aku mulai jenuh, bosan dengan rutinitas, lagu ini yang seringkali menyemangatiku.
Masih denting pianonya "Kembali ke Awal" yang telah membuatku berani menulis artikel Would Twivortiare Be The Romantic Film Ever? yang tayang di Kompasiana beberapa waktu yang lalu.
"kangen kamu, pikiranku ke kamu, rasa ini tak pernah selesai," (Selesai, Glenn Fredly)
Ya, Glenn, miss you already.Â
Tak percaya rasanya saat cuitan beberapa kawan mulai menghiasi layar Twitter ku. Sang maestro telah pulang. Malaikat itu telah pergi.Â
Niatku hanya ikutan melempar tweet tanda my deep respect buatmu, Glenn, tapi kuurungkan niat itu. Untuk seseorang yang telah dan selalu menginspirasi, ini sekedar sebuah narasi terbungkus dalam ornamen literasi.
Kau memang hanya orang biasa yang berusaha menghiasi dunia musikku dengan perjuanganmu yang tanpa syarat, Glenn. Well, semua memang tak pernah ada yang sempurna. Pernah muncul kabar negatif tentangmu. But you still mamen, anyway. Segala kesan yang kau tempatkan dalam imaji ini terukir pasti.
Meningitis, radang selaput otak, telah memisahkanmu dari kami. Ternyata 44 tahun cukuplah bagimu berkarya di dunia ini.Â
Dalam album Broken Heart bersama Gigi, Sheila on 7, Ratu, dan beberapa musisi lain dari negri sendiri, menorehkan Jejak Langkah- mu dengan manisnya. Kau tinggalkan bagiku seindah senyum manis Ambonmu. Hhhhh,...now you are apart from us.
Perpisahan dan pertemuan memang harus ada, Glenn. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Hidup memang sebuah paradoks.Â
Tapi perjuangan gigihmu untuk mengibarkan musik Indonesia sungguh membuatku Terpana. Yayasan Rumah Beta-mu mampu menampung kreatifitas musik anak-anak muda dari belahan Timur Indonesia.
KAMI Indonesia yang bergerak so powerful mendukung UU Permusikan Indonesia, kemudian muncul M Bloc Square bagi para seniman jalanan untuk ambil bagian berekspresi di ranah musik negri pertiwi.Â
Dan bagaimana kau tergugah untuk membuat satu petisi via change.org yang akhirnya menjadi jembatan bagi UNESCO untuk menetapkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.
Ya, dunia, Glenn... You've made our dream come true. Deep respect for you, mamen.
Aku tahu, tulisan ini mungkin terkesan alay, tapi seboding toing, biarin aja mereka bilang apa, cuman ini memang seperti Sedih Yang Tak Berujung, Glenn.Â
Sederet kata dan kalimat memang mungkin tak cukup buat kau tetap tinggal. Sebait doa ini tinggalkan kenangan, ya...mungkin bukan di Pantai Cinta selayaknya romantika yang sempat kau titipkan dalam imajiku. Bangkitkan dan jangkiti rasa usilku menulis cerpen cinta yang kau uraikan buatku.
Video ini mungkin ga banyak temen-temen yang tahu. Ini acara tahun 2017 yang lalu. Tapi ini pun relate dengan kondisi Indonesia sekarang Glenn. Berdoa buat Indonesia yang kini baru sakit. Kolaborasi dengan musisi rohani yang namanya tak asing lagi, Sidney Mohede.
Surat ini yang jelas tak akan pernah kau baca, Glenn. But it's okay, lagu, suara, bahkan tiap nada yang kau tulis, membuatku merasa tergagap dengan kehilangan ini.Â
Ya, Glenn, pulanglah...memang semua harus berakhir di sini. Meski bulan ini bukan Januari, namun kau akan tetap di hati. Hhhfh...alay yha, aku... Biar saja lah...
Bye, Glenn, with all my wish, have a nice and peacefully rest in God.
Just like King David said, "Tuhan membaringkanmu di padang yang berumput yang hijau, Ia akan membimbingmu ke air yang tenang, dan engkaupun akan diam dalam rumah Bapa spanjang masa ..."
With a love and many greatfull thought,
Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H