Perpisahan dan pertemuan memang harus ada, Glenn. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Hidup memang sebuah paradoks.Â
Tapi perjuangan gigihmu untuk mengibarkan musik Indonesia sungguh membuatku Terpana. Yayasan Rumah Beta-mu mampu menampung kreatifitas musik anak-anak muda dari belahan Timur Indonesia.
KAMI Indonesia yang bergerak so powerful mendukung UU Permusikan Indonesia, kemudian muncul M Bloc Square bagi para seniman jalanan untuk ambil bagian berekspresi di ranah musik negri pertiwi.Â
Dan bagaimana kau tergugah untuk membuat satu petisi via change.org yang akhirnya menjadi jembatan bagi UNESCO untuk menetapkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.
Ya, dunia, Glenn... You've made our dream come true. Deep respect for you, mamen.
Aku tahu, tulisan ini mungkin terkesan alay, tapi seboding toing, biarin aja mereka bilang apa, cuman ini memang seperti Sedih Yang Tak Berujung, Glenn.Â
Sederet kata dan kalimat memang mungkin tak cukup buat kau tetap tinggal. Sebait doa ini tinggalkan kenangan, ya...mungkin bukan di Pantai Cinta selayaknya romantika yang sempat kau titipkan dalam imajiku. Bangkitkan dan jangkiti rasa usilku menulis cerpen cinta yang kau uraikan buatku.
Video ini mungkin ga banyak temen-temen yang tahu. Ini acara tahun 2017 yang lalu. Tapi ini pun relate dengan kondisi Indonesia sekarang Glenn. Berdoa buat Indonesia yang kini baru sakit. Kolaborasi dengan musisi rohani yang namanya tak asing lagi, Sidney Mohede.
Surat ini yang jelas tak akan pernah kau baca, Glenn. But it's okay, lagu, suara, bahkan tiap nada yang kau tulis, membuatku merasa tergagap dengan kehilangan ini.Â
Ya, Glenn, pulanglah...memang semua harus berakhir di sini. Meski bulan ini bukan Januari, namun kau akan tetap di hati. Hhhfh...alay yha, aku... Biar saja lah...
Bye, Glenn, with all my wish, have a nice and peacefully rest in God.