Lalu mengapa daya pikat "sensualitas" wanitalah yang seakan justru mendapat sorotan, dan bukan "kapabilitas" wanita sebagai seorang driver? Hal inilah pula yang telah menyumbangkan alasan mengapa driver wanita dianggap "lemah".Â
Well, konsumen memang adalah raja. Hanya saja, jika kita bisa menjadi raja yang bijaksana, mengapa tidak?
Melalui tulisan ini saya ingin mengajak kita semua menyadari, Dan berhenti memberi label "tidak mampu" bagi para driver ojol wanita. Berikan mereka kesempatan yang sama untuk melayani konsumen tanpa harus memandang sebelah mata akan kemampuan mereka.Â
Pula, agar para srikandi jalanan ini mampu menjalankan tugas mereka sebagai penolong dalam keluarga.
*Solo....
Saya persembahkan tulisan ini bagi semua driver ojol wanita di seluruh Indonesia, you are nothing but a great woman ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H