Pedagang tersebut tak akan membakar lemak daging dengan arang yang tak menyala sebagai bara. Ia membutuhkan bara api tersebut untuk terus memikat calon pembeli untuk datang.
Lalu bagaimana dengan pilihan kita? Hidup dengan orang yang mempunyai kehidupan di dalamnya, dan mempunyai passion akan lebih membuat hidup kita menjadi lebih hidup, bukan?
Dalam sebuah chat dengan salah seorang kompasianer, saya pernah melemparkan sebuah rumusan mengenai apa itu passion.
Bagi saya pribadi,
Passion = Talent + Opportunity
Passion sangat berbeda dengan talenta. Talenta adalah karunia dan bakat yang ada pada diri seseorang. Sedangkan passion itu akan terjadi jika talenta yang kita miliki bertemu dengan kesempatan yang datang pada kita.
Memiliki passion adalah salah satu hal penting dalam menghidupi sebuah relasi. Relasi dalam bentuk dan jenis apa pun itu.
Saya pun pernah memaparkan seperti apakah passion, dalam tulisan saya di kolom yang lain.Â
Sebagai pengingat saja, saya pernah menyampaikan, bahwa saya mempunyai hobi menulis, sangat menyukai menulis, dan menulis adalah suatu bentuk wujud kemerdekaan pemikiran saya, dan saya tak pernah merasa terbeban dengan kegiatan menulis ini. Itulah talenta.
Kemudian saya menemukan Kompasiana sebagai wadah untuk saya membuat blog dan menulis secara berintegritas. Kompasiana adalah kesempatan bagi saya untuk mengembangkan apa yang ada dalam diri saya. Menulis.
Dan melalui apa yang saya lakukan di Kompasiana mendorong gairah saya, passion saya untuk terus menulis, yang dari hari lepas hari mulai berkembang menjadi sebuah kebutuhan saya, dan menjadikan, sekali lagi, menulis bukan lagi sebuah beban. Namun inilah kebebasan. Inilah passion.
Dan komunitas ini telah mengenalkan saya pada pribadi-pribadi seperti Anda semua, pribadi yang penuh passion. Terimakasih.