Kumasuki lagi ruang baca Tuan Dunberg. Masih sama. Tiba di depan dinding portal tempat aku dan Tuan Dunberg dulu melewatinya.Â
Kulihat Thea menggigit sepotong roti di tangannya. Entah ia dapatkan dari mana. Kubiarkan saja ia menikmati roti panggang itu.
"Aku tahu portal kita di sini, tapi ... Bagaimana cara masuknya? Aku selalu lupa..." Thea mencoba meraba dinding yang rata tempat aku dan Tuang Dunberg dulu menerobos dimensi ruang.
"Thea, aku pikir, kita harus pergi ke tempat Boone dan....Araye," sahutku
"Arye, Tuanku,"
"Ya...entahlah itu. Bukankah kau dan pedang besarmu itu mampu membuat portal?"
"Hmm, tapi aku lupa, mantranya, Tuanku,"
"Thea ..."sahutku dengan nada yang penuh kejengkelan.
"Aku... Tidak suka pelajaran Dunberg tua itu. Dia selalu jeli. Kemanapun aku pergi ia pasti tahu,"
"Ya, Tuan Dunberg...Katakan ke mana kita harus pergi," sahutku bersemangat.
"Ke ruangan Tuan Dunberg,"