Aku tahu itu kau, Boone. Aku tahu itu kau. Setidaknya, jiwa ini kembali merasa hidup. Setidaknya aku tahu, kau merasakan itu pula, saat aliran darah ini makin deras mengalir di setiap pembuluh darahku, mencoba berteriak, aku rindu, bagaimana denganmu?
"Puteri aku ingat siapa mereka. Ayo. Cepat kita ke rumah Tuan Dunberg. Portal kita ada di sana. Kita harus cepat mengejar dua pencuri licik itu, Puteri. Belatiku, masih Tuanku bawa bukan?" tanya Thea.
"Masih, Thea. Kita akan ambil kembali liontin itu. Kita akan kejar mereka, Thea. Kita kejar mereka," kataku pelan, penuh kepastian.Â
*Solo, diantara tugu penanda desah resah jiwa melantunkan rasa, mengumandangkan pada dunia, bahwa cinta masih ada di sana.
[duh, maaf late post, kawan...lagi ribet ma dunia materi nih, maafkeun...]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H