Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Masih di Sini

5 September 2019   08:08 Diperbarui: 5 September 2019   08:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai....

Apa kabarmu sahabatku, apakah kau baik-baik saja? Masihkah kau mengenaliku? Seperti bulan yang masih mengenali salah satu bintang di langit, meski ada berjuta bintang bertebaran di langit malam

Kuharap, kau selalu indah, seperti bunga yang setiap hari kupandangi. Di taman yang biasa kita bertemu, meski ruang dan waktu menjadi dinding pemisah yang indah 

Hari ini aku masih menunggumu di sini, di tepian kolam taman kota, di mana aku pertama kali melihat dua bola mata indahmu, meski kau tak pernah menyadari hadirku

Senang aku menemuimu, melihat gerai rambut ikalmu yang diterbangkan angin, senang aku, meski hanya duduk di sampingmu dan hanya melihatmu, hanya menikmati keindahan setiap lekuk bentuk wajah yang tercipta begitu sempurna

Kau cantik, sangat indah, dalam rengkuh senyum saat kau membaca tiap kata dalam halaman buku yang selalu kau bawa, di tepi kolam kota ini

Sengaja aku menunggumu, terus menunggumu, meski kadang kau tak datang, seperti hari ini, entah mengapa kau tak datang, aku menunggu untuk menikmatimu, sama seperti daun yang menunggu angin menggoyangkannya

Hai,...

Aku sungguh menantimu, mungkinkah itu hanya ilusiku? Telah berapa masa terlewat sejak kau termenung, diam, lalu pergi.....

Apa yang terjadi? Apakah siang telah menyakitimu? Atau malam telah merampas mimpi indahmu? Adakah yang telah menyakiti senjamu? Aku tak pernah mengerti

Yang kumengerti, aku tak mampu menyentuh ragamu, aku menerima itu, aku bahkan tak bisa berbicara denganmu, meski kucoba merangkai kalimat terindah di seluruh dunia untukmu

Yang ku tahu, kau pun tak mampu melihatku, meski sesaat pun. Aku menerima itu, menerimamu menjadi pemilik jantungku 

Aku masih menunggumu, sahabatku, untuk melihat senyum di wajah indahmu, meski tak kan pernah aku bisa milikimu

Dunia kita berbeda, meski jarak tak mau mengganggu, namun dimensi memberi kita sanksi, hanya di bawah pohon inilah sukmaku mampu bersua denganmu

*Solo, nol nol lima sembilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun