Ada baiknya kita menghentikan sementara proses belajarnya. Jangan paksakan. Kita bisa memberi waktu luang bagi mereka sekedar 5 menit untuk relax.
Setelah itu barulah kita ajak mereka melanjutkan belajarnya lagi. Hal ini mengajarkan pada anak untuk bertanggungjawab terhadap waktu.Â
Kondisi emosional anak tentunya sangat mempengaruhi sistem belajar yang baik pada si anak. Maksimal atau tidaknya materi pelajaran terserap oleh seorang anak memang dapat diukur dari beberapa faktor, salah satunya adalah bagaimana cara mengatur dan menstabilkan kondisi emosional anak.
Hal yang dapat kita ambil manfaatnya kala seorang anak menulis menggunakan pensil adalah cara menulis dalam buku atau alat tulis lainnya.
Pernahkah kita melihat anak-anak menulis dengan ditekan terlalu dalam?Bahkan seperti huruf dicetak timbul? Hmmm, perlu diperhatikan saat anak belajar menulis (bagi yang terbiasa usahakan rubahlah sedikit demi sedikit). Karena kebiasaan menulis terlalu dalam ini akan mengakibatkan anak cepat lelah dalam menulis.
Ini merupakan salah satu faktor mengapa anak seringkali mengeluh "capek" jika harus menulis panjang.
Dengan menggunakan pensil seorang anak dapat belajar mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
Kok bisa?
Belajar dari kesalahan. Itu poin utamanya. Banyak dari kita yang sudah dewasa seringkali tak mau mengakui kesalahan. Alih-alih mengakui. Yang banyak terjadi adalah marah, dan membela diri, bahkan yang lebih tragis adalah malah menyalahkan orang lain.
Kebetulan saya mengajar pelajaran matematika. Proses untuk mendapatkan jawaban yang benar kadang bukan hanya dengan menggunakan satu langkah saja. Ada saja kesalahan anak-anak pada saat belajar. Tentu saja ini bukan hanya terjadi dalam bidang matematika. Semua mata pelajaran juga seperti itu bukan?
Karena saya mengajar pelajaran ini, maka, izinkan saya memakai contoh kasus ini.