Kupilih mengiyakan kata-katanya. Mungkin bukan pilihan yang terbaik. Tapi, pikirku, 'cukup jagoan juga untuk bisa bersikap seperti itu,'
Dear diary,Â
Siang ini kunikmati asetaminofen yang bersinergi, mengalir bercampur dalam aliran darahku. Kubiarkan mereka bermain dalam tubuhku. Semoga mereka tahu bagaimana mereka bisa meredakan demam badanku.
Anehnya, suhu badan ini mulai turun, namun tentang permintaan maafnya itu belum juga ikut reda. Tetap saja berdiri tak bersalah di dalam alam bawah sadarku.
Kulihat lagi semua kertas putih berlabel nama dengan gambaran tabel berderet-deret memudarkan lamunanku.Â
Kubiarkan diriku gila dalam prasangkaku. Biarkan semua seperti itu. Kunikmati hari tanpa tamu, tanpa klien, tanpa atasan, tanpa rekan, hanya duduk di kursi kerja, menggigit pensil yang tak juga meredakan laparku, melihat keyboard dan monitor dengan deretan angka berbaris divergen, tak berhingga...
Dan kubiarkan lagu Sorai mengiringi siangku ..
*Solo, saat siang hari, waktu matahari tepat diatas kepala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H