Dengan harapan tersebut, bukan hanya menjangkitkan semangat para pengrajin batik yang kini semakin surut, akan berubah menjadi tren kembali bahkan sampai tingkat dunia.Â
Selain itu, dengan diadakannya kegiatan Solo Batik Carnival XII ini, diharapkan akan mampu membuka bakat-bakat terpendam dari generasi muda untuk menampilkan kreativitasnya masing-masing dalam bentukan desain batik dan model busana yang tak kalah dengan karya masterpiece dunia.
Sesuai dengan tema Suvarna Bhumi, maka dalam kegiatan pawai SBC kali ini, para peserta berhak untuk menampilkan busana dengan desain dan kreasi masing-masing dalam tema batik yang mengangkat keistimewaan 11 negara ASEAN.
Persiapan selama 4 bulan ternyata membawa sebagian masyarakat Solo yang telah terseleksi, menuangkan ide mereka dibawah bimbingan Yayasan SBC mulai bulan April lalu telah mengadakan workshop bagi para peserta.
Peserta pawai budaya SBC ini bukan hanya berasal dari Solo saja, namun juga dari Semarang Carnival, Grobogan Carnival, dan Samarinda Carnival.
Kurang lebih 200 orang ikut ambil bagian dalam Solo Batik Carnival XII 2019. Iring-iringan terdiri dari drumb band, Paskibra Kota Surakarta, barisan busana 11 negara ASEAN penampilan dari anak-anak, lalu tampilan dari 11 negara ASEAN untuk busana dewasa, kemudian barisan budaya perwakilan dari Semarang ,Grobogan, dan Samarinda.
Pawai yang menampilkan keunikan masing-masing negara ASEAN ini dimulai dari Jalan Bhayangkara, melewati Jalan Slamet Riyadi, menuju ke arah Balaikota Surakarta yang berada di Jalan Jendral Sudirman.
Penampilan para peserta Solo Batik Carnival 2019
Iring-iringan pertama dibuka oleh penampilan drumb band dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta, kemudian di susul dengan devile pembawa bendera merah putih dari Paskibra Kota Surakarta.