Mohon tunggu...
Diah Lutfiani
Diah Lutfiani Mohon Tunggu... Pustakawan - mahasiswa yang mengandalkan kepentingan untuk dapat dekat dengan orang

blog ini akan berisi hal-hal yang membuat pembaca ingin tahu tentang ilmu perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Pemetaan Informasi Pemustaka

20 November 2019   11:56 Diperbarui: 20 November 2019   12:04 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membuat inovasi merupakan kebutuhan pada era saat ini. Setelah era industri pada abad 18 memunculkan berbagai penemuan yang memudahkan kegiata, pada abad 21 atau era globalisasi saat ini hampir seluruh aspek kebutuhan manusia sudah dapat dipenuhi dan mudah untuk didapatkan. Apabila pada abad 18 manusia berlomba-lomba untuk menciptakan suatu alat (invent) menggunakan mesin dengan sumber daya disekitar, saat ini manusia dituntut untuk berfikir lebih dalam memanfaatkan sumber daya khususnya Sumber Daya Alam (SDA).

Apa yang dimaksud dengan berfikir lebih pada konteks tersebut adalah kemungkinan sumber daya utama penyokong mesin yang dapat habis dikemudian hari. Ketika era revolusi industri, mesin-mesin menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan dikhawatirkan dapat merusak lingkungan sekitar. Era saat ini manusia mencari cara lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan industri agar dapat seimbang dengan kemungkinan kerusakan hasil kegiatan tersebut. Cara efisiensi suatu alat atau hasil ciptaan lain dinamakan inovasi.

INOVASI KELANJUTAN PENEMUAN

Inovasi sering dikaitkan dengan alat karena lebih dapat dilihat dan dirasakan bagaimana hasil inovasi tersebut. Alat yang memiliki inovasi didalamnya akan terlihat perbedaannya sehingga masyarakat bahkan yang awam dapat menangkap perubahan pada alat tersebut. Penjelasan singkat di atas merujuk pada teknis dari suatu inovasi. Alat yang menjadi lebih baik dari versi awal alat tersebut diciptakan.

Pada konteks kajian ilmu sosial humaniora juga terdapat inovasi dan bahkan pada saat ini menjadi kajian utama dalam peningkatan penggunaan alat-alat industri. Masyarakat informasi sebutan lain untuk masyarakat abad 21 melakukan inovasi baik pada barang maupun jasa. Sebutan masyarakat informasi juga menunjukkan bahwa terdapat pergesaran pola pemikiran masyarakat mengenai bagaimana berkehidupan.

Perpustakaan sebagai lembaga informasi berkembang mengikuti zaman. Pada awal pengorganisasian koleksi pada perpustakaan menggunakan sistem klasifikasi sederhana sesuai kebutuhan perpustakaan. Setelah sistem Dewey Decimal Classification (DDC) ditemukan mulai banyak sistem klasifikasi lain yang bermunculan sesuai kebutuhan perpustakaan maupun lembaga informasi lainnya.

Setelah sistem pengorganisasian koleksi menjadi lebih baik maka temu kembali pun juga mudal untuk dilakukan. Masalah yang muncul saat ini adalah bagaimana menguhubungkan informasi yang sudah ada dalam perpustakaan agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemustaka?

INOVASI JASA INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN

Kasus di atas sudah diselesaikan dengan adanya layanan pengguna berupa layanan referensi. Fungsi layanan ini sama dengan pertanyaan yang diajukan pada paragraph sebelumnya. Setelah melakukan beberapa observasi dan merasakan pengalaman menggunakan layanan perpustakaan khususnya referensi terdapat suatu hal yang bisa ditingkatkan keefektifannya melalui inovasi. Inovasi tersebut tertuang pada program. Program ini bernama "Pemetaan Informasi pemustaka"Agar lebih mudah dipahami secara singkat dapat dengan melihat tabel di bawah ini:

Tabel Program Pemetaan Informasi Pemustaka

1.

Nama Program

Pemetaan informasi pemustaka

2.

Tujuan

  • Agar pemustaka dapat memiliki gambaran mengenai informasi apa yang akan didapat mengenai kategori yang diinginkan yang diinginkan
  • Agar pemustaka mandiri dalam menentukan kebutuhan informasi sesuai keinginannya (literasi informasi).

3.

Sasaran

Pemustaka perpustakaan perguruan tinggi

4.

Jenis Kegiatan

Pembuatan peta konsep secara sederhana dan infografis berisi langkah-langkah penemuan informasi, sumber informasi tersedia, pilihan sesuai subjek maupun konsentrasi kajian, dll

Tabel 1: Program Pemetaan Informasi Pemustaka

Pada program ini titik fokus kegiatan adalah dengan membuat peta konsep bagaimana pemustaka bisa mendapat informasi sesuai secara mandiri tanpa bantuan pustakawan. Ide awal dari program ini adalah adanya masalah pada kebutuhan mahasiswa dalam menemukan teori pendukung argument dalam tulisan ilmiah yang dibuat. Mahasiswa masih kesulitan menemukan teori sesuai pendapat mereka yang ada pada literatur sebelumnya.

Melalui peta konsep ini diharapkan pemustaka dapat lebih mudah menemukan informasi yang ia butuhkan dari sumber yang ada di perpustakaan. Pemustaka hanya perlu mengikuti alur pada peta konsep yang telah dibuat dan bisa bertanya lebih lanjut pada pustakawan apabila ada kebingungan.

Program ini berbeda dengan layanan referensi. Apabila pada layanan referensi pemustaka menerima hasil dari jasa penelusuran informasi tanpa urusan yang lainnya, pada program ini pemustaka dituntut untuk berfikir mengenai bagaimana cara untuk menemukan infromasi sesuai kebutuhannya.

Program ini juga memberi dampak literasi bagi pemustaka. Pemustaka menjadi lebih cerdas dalam memilih informasi karena tidak memasrahkan keseluruhan informasi pada pustakawan.  Pemustaka hanya perlu mengikuti alur dalam peta konsep yang dibuat. Terdapat keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh pemustaka agar dapat memahami bagaimna peta konsep ini bekerja yaitu; 1. Pemahaman search engine umum pada browser internet 2. Pemahaman situs referensi yang dilanggan oleh perpustakaan 3. Pemahaman akses jaringan pada keseluruhan situs. Apabila pemustaka sudah memiliki pemahaman tersebut maka akan mudah bagi mereka menerapkan langkah-langkah dalam peta konsep hasil program ini.

KESIMPULAN

Penulis mengusulkan inovasi berupa Program Pemetaan Informasi Pemustaka. Program ini termasuk pada layanan pengguna khusunya layanan referensi. Melalui program ini maka pustakawan dapat membantu pemustaka menemukan infromasi sesuai kebutuhannya serta meningkatkan kemampuan pemustaka dalam literasi informasi karena kebuthan akan penelusuran informasi secara individu.

DAFTAR PUSTAKA

Ed Fay Julianne Nyhan , (2015),"Webbs on the Web: libraries, digital        humanities and collaboration", Library Review, Vol. 64 Iss 1/2 pp. 118 -        134

Heffernan, Laura; Sagner Buurma, Rachel (2018-04-11). "Search and Replace: Josephine Miles and the Origins of Distant Reading". Modernism / Modernity Print+. 3 (1). Retrieved 2018-08-17.

Ulumi, Bahrul; dkk. 2014. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan. Tangerang: Universitas Terbuka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun