***
Hari keberangkatan itu pun tiba. Ada rasa berat saat harus berpisah lagi dari bapak. Berpisah dari kampung halaman yang entah kapan bisa kukunjungi lagi.
Bapak memelukku erat. Sangat erat, seakan tak ingin berpisah.
"Kamu jaga diri baik-baik ya, Nak."
"Bapak juga, ya, harus rajin minum obatnya. Biar lekas sehat kembali, Pak." Sekuat tenaga aku menahan tangis agar tidak tumpah di depan bapak, tak ingin membuat bapak bertambah sedih.
Pukul dua siang, aku dan mas Firman telah mendarat dengan selamat di Ibu kota. Handphone mulai kami aktifkan.
Sebuah pesan terkirim dari ibu tiriku, membuatku seketika luruh ke lantai. Masih hangat kurasa pelukan bapak. Pelukan itu ternyata pelukan terakhir. Betapa Sang Kuasa ternyata lebih menyayangi bapak, Ia tak ingin bapak lebih lama menahan sakitnya.
"Bapak, aku pulang, Pak."
TAMAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H