Mohon tunggu...
Diah Erna
Diah Erna Mohon Tunggu... Guru - penulis lugu

menulis itu menyegarkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berbenah Menuntun Kodrat Murid

30 Mei 2022   18:46 Diperbarui: 30 Mei 2022   23:08 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbenah Menuntun Kodratnya

Bukan tanpa alasan setiap murid melakukan tindakan baik atau buruk. Murid memiliki keyakinan atas tindakannya karena mereka punya keinginan sendiri. Bukankah itulah fitrah manusia? Mempelajari rajutan-rajutan kalimat yang dihimpun dalam filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, pastinya merombak pola pikir dan mengoyak nurani diri. 

Mengapa? Karena sejatinya banyak hal yang perlu dibenahi dalam memandang murid maupun mengelola kelas ketika mendidik. Sudahkah Anda mendidik murid dengan mengembalikan anak-anak sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya? Benarkah Anda sudah menuntun anak-anak menyelami kodratnya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan?

Bu Diah, guru Bahasa Indonesia, meyakini bahwa anak yang pandai dan berprestasi tentu rajin dan memperoleh nilai yang bagus. Sementara itu, anak yang nilainya jelek tentulah malas, banyak tingkah, dan sering tidak masuk kelas. Suatu hari, Bu Diah mendapati Yoni berhasil menjadi Juara 1 lomba lari marathon tingkat kabupaten. 

Padahal, Yoni selalu banyak tingkah, malas mengerjakan tugas, cenderung bicara ceplas-ceplos dan sering tidak masuk kelas. Ternyata, Yoni punya prestasi meskipun nilainya cenderung di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nyatanya, nilai bukanlah tolak ukur pencapaian murid dalam meraih prestasi. Jadi, apa yang salah dalam mengajar saya? Pertanyaan itu menggaung di benak Bu Diah.

Selama ini Bu Diah cenderung mengandalkan penilaian kognitif. Guru hanya mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan murid dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Kunandar, 2014:159). 

Selain itu, murid yang heterogen wajib mematuhi dan mengikuti ketentuan pola pembelajaran yang diyakini Bu Diah akan berhasil mendongkrak nilai dan kompetensi murid. 

Bahkan, setiap murid harus menerima bentuk tugas sama sesuai dengan bahan yang disediakan Bu Diah. Hal ini dikarenakan murid wajib memenuhi nilai di atas KKM. Bu Diah puas jika melihat situasi kelas tertib, teratur, dan disiplin. Menurut Bu Diah, itu salah satu indikator kebehasilan guru dalam mengelola kelas. 

Bu Diah pun menerapkan pembelajaran berkelompok dan berdiskusi, tetapi bahan yang digunakan kurang kontekstual. Bu Diah mengibaratkan guru adalah pusat informasi karena keseluruhan materi, penjelasan, dan bahan bersumber dari guru. Padahal, perkembangan abad 21 tentunya seluruh informasi dengan mudah bisa dicari. 

Sebenarnya, Bu Diah sudah menerapkan teknologi dengan membuat media pembelajaran, menggunakan aplikasi dalam memudahkan belajar tetapi ujung-ujungnya ceramah sebagai fokus pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun