Mohon tunggu...
Diah Dyo
Diah Dyo Mohon Tunggu... Guru - Emak tangguh

Lebih menyukai cerita dengan akhir bahagia, dan berharap bisa membawa kebahagiaan untuk semua

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kazumi and Friends

1 Juli 2023   12:29 Diperbarui: 1 Juli 2023   12:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis Manis

Kazumi dan Maura sangat menyukai hari kamis.  Kenapa? Karena di hari kamis ada pelajaran pedidikan jasmani atau biasa mereka sebut pelajaran olah raga.  Kedua anak ini memang bagai bola bekel yang sepertinya tidak pernah kehabisan tenaga.  Dimanapun dan kapanpun mereka berada, jarang sekali terlihat mereka duduk anteng tanpa suara.  Bahkan, Pak Saiful -guru Biologi mereka, menyebut mereka adalah contoh manusia kelebihan kromosom. Saat mereka sudah diam, berarti ada masalah atau mereka sedang sakit.

Setelah bel pergantian pelajaran berbunyi dan guru sebelumnya telah meninggalkan kelas, Kazumi dan Maura langsung bergegas ke toilet untuk mengganti seragam mereka menjadi seragam olahraga.  Seragam kebanggaan dengan perpaduan warna monokrom hitam dan putih menjadi ciri khas sekolah ini selama bertahun-tahun.

Tanpa menunggu lama, Kazumi, Maura, Farrel dan Kenan langsung berlari menuju lapangan basket sekolah tempat mereka berolahraga hari ini.  Lapangan basket di sekolah mereka terletak berdampingan dengan lapangan voli.  Kebetulan jadwal pelajaran olah raga kelas XI IPS 2 berbarengan dengan kelas X 3.  Kenan yang terkenal ganteng tapi usil, mulai menggoda dedek-dedek gemas yang sedang berlari keliling lapangan melakukan pemanasan.

"JULIAN, SALAM BUAT DEDEK GEMAS YANG DI KEPANG IMUT DI SAMPING LO!" Seru Kenan kencang kepada Julian, adik kelas yang juga tergabung dalam tim basket.

"RAFLEEE! ADA SALAM DARI BANG KENAN!" Balas Julian tidak kalah kencang sambil tersenyum meledek.

"Jiaaaah... minta disalamin ke yang berkepang, malah dikasih yang botak.  Kasih Bima aja itu mah." Balas Kenan sambil terkekeh.

Priiit... Priiiit... Priiit

"Langsung lari keliling lapangan ya, 10 putaran aja ya." Perintah pak Indra, dari tengah lapangan.  Masih mendata absensi siswa sebelum masuk ke materi hari ini.

"Astoge, 10 putaran aja? 10 aja? Potong aja kaki saya, pak... potong!" keluh Bima penuh drama.

"Mulai lari, atau saya tambah 5 putaran lagi?" Jawab Pak Indra santai tapi penuh ancaman.

"Iya, iya... nih saya lari! Mamiiih, seandainya kau tau penderitaan anakmu setiap hari... AAAWWW!" Keluhan Bima langsung berhenti saat lengannya ditabok mesra oleh Maura.  "WOI! Cewek apaan sih lo? nabok kenceng banget! Aaah... mamiiiih, lengan aku merah-merah semua."

"Bimaaaaaaa!!!" Pak Indra mulai menaikan nada suaranya.  Dia terlalu hafal dengan tingkah Bima, si bandeng presto ini.

"Iya, iyaaaa... emang ga ada yang sayang sama aku!" Ucap Bima sok sedih.

Sky yang saat ini sudah bergabung dengan Farrel dan Kenan berlari santai sambil sesekali tersenyum melihat Farrel dan Kanan yang selalu saja mengusili Kazumi saat melewatinya.  Mereka berdua memang paling suka mengusili Kazumi, dan biasanya Kazumi akan kesal dan marah-marah tidak jelas sampai memerah mukanya.

"Paaaaak... Kenan sama Farrel, nakal!!!" Adu Kazumi ke pak Indra.

"Wooo... Cumi cepu, woo." Ledek Kenan sambil mengelak cubitan Kazumi.

"Sky... tolong jambakin Kenan dong, tangan gue gak sampe." Pinta Kazumi ke Sky yang memiliki tinggi badan yang kurang lebih sama dengan Kenan dan Farrel.

"Engga ah, kan gue anak baru, masih harus jaga image dong." Sahut Sky santai.

Selesai 10 kali putaran anak-anak di persilahkan untuk duduk menjulurkan kakinya.

"Hai, bule! Kamu baru ya, mas? Sini, kita ngobrol dulu.  Nama kamu... oh, ini ya.  Aksa Skylar Altezza." Pak Indra tertarik dengan tinggi badan yang dimiliki Sky.  Kebetulan dia sedang mencari pemain cadangan sebagai pengganti Banyu di pertandingan basket antar sekolah kurang dari sebulan lagi.  Siapa tau tinggi badan dan postur Sky mendukung ekspektasi pak Indra.

"Iya, pak.  Nama saya Aksa Skylar.  Biasa dipanggil Sky, tapi Aksa juga gak papa.  Ayah asli Bantul, Jogjakarta. Cita-cita, pengen jadi bintang basket NBA.  Makanan kesukaan gado-gado dan ketoprak, pak!" panjang lebar Sky memperkenalkan dirinya. 

"Tuh, bule aja doyannya gado-gado, kalian yang perut ndeso sering sok-sokan makanin hamburger, Cuma bikin sakit perut tok!" Ucap pak Indra malah focus ke makanan.  "Oke, semuanya! Hari ini kita akan latihan rol depan, kita akan ke pindah ke sebelah sana ya, saya sudah pasang matras di sisi yang lebih adem.  Kalian pemanasan dulu sebentar ya, minta waktu 10 menit sebelum mulai.  Kenan, bantu pimpin teman-teman pemanasan ya!"

"Siap, couch!" Jawab Kenan langsung menggiring teman-temannya menuju sisi lapangan yang sudah dipasangi matras.

"Farrel dan kamu, Sekai... coba one-on-one 5 menit aja. Saya mau liat kemampuan main basket si Sekai, siapa tau bisa gantiin Banyu ya, Rel..." Ucap pak Indra mencari persetujuan Farrel.

"Iya bener, couch." Jawab Farrel sambil mengambil bola berjalan menuju ke ring basket

Mulailah Farrel dan Sky bertanding tipis-tipis.  Masing-masing mengeluarkan kemampuan offensive dan defensive mereka.  Sesekali tembakan three-point juga dilakukan oleh keduanya.  Kemampuan Sky ternyata sangat baik. Pivot dan rebound yang dilakukan juga tepat dan sesuai kebutuhan.

Tanpa mereka sadari, Kenan dan teman-teman lainnya malah ikut menonton pertandingan singkat tersebut.  Kelincahan gerak dan postur tubuh kedua cowok itu memang memesona siapa saja.  Bahkan siswa kelas X yang berada di lapang voli juga ikut menonton pertandingan tersebut.

"Ganteng banget ciptaanMu ya Tuhanku." Ucap Bima dengan tatapan tak lepas dari Sky.  "Eh Mawur, gue gak abis fikri deh... itu si Sekai gantengnya bisa diluar nurul gitu ya?" Tambahnya.  "AWW, AWW, AWW...." Ucapan Bima langsung berhenti begitu saja, karena tangan Maura sudah menyapa rambut Bimma dengan tarik-tarikan gemas.

"Kalo ngomong yang bener, Bimce.  Capek banget gue, harus mikir dulu kalo ngomong sama elo." Maura sengit dibuat Bima.

"Ih, ni cewek kenapa deh... KDRT terus ke gue.  PMS lo?" Balas Bima sambil mnegusap-usap kulit kepalanya yang panas karena jambakan Maura.

Maura dan Bima memang seperti Tom and Jerry.  Bima selalu sukses menbuat Maura kesal dengan tingkahnya.  Tapi jangan salah, biarpun demikian Maura sebenarnya sayang kepada Bima.  Dia akan melabrak siapa saja yang meledek Bima.  Anak kelas lain mana berani menistakan Bima saat ada Maura.  Sebenarnya, tidak hanya Maura dan Bima, tapi semua anggota kelas XI IPS 2 ini memang sudah terkenal dengan kesolidan dan juga kesetiakawanan mereka.

Sampai akhirnya tembakan dari luar three-point area dilontarkan oleh Sky dah... plung! Bola oranye tersebut berhasil melewati ring dengan sempurna.  Tepuk tangan meriah diberikan oleh teman-teman yang serius menonton dan bahkan adik-adik kelas di lapangan sebelah pun ikut terpesona oleh aksi tersebut.

"Nice shot, man." Puji Farrel tulus.  Dia menyukai gaya bermain Sky yang gesit dan cekatan.  "Couch, dijadiin playmaker juga bisa nih!" Saran Farrel ke pak Indra.  Jiwa sportifitas Farrel terlihat jelas, walaupun dia kapten basket di tim sekolah, namun dia tetap mengakui kelebihan orang lain. 

"Iya bener!  Join de klab ya, Kai!" ya sudah lah terserah pak Indra, dinamai Kai pun Sky gak masalah.

"Hei... kalian disuruh pemanasan, malah melongo semua gitu, hei!  Kenan? Piye toh?" Omel Pak Indra melihat anak-anak didiknya malah mengerombol duduk sila menonton pertandingan.

Kenan langsung buru-buru bangun dan kembali menggiring teman-temannya.

"Saya udah panas, pak! Sumpah! Kulit kepala saya dah kebakar dari tadi dijambakin Maura." Adu Bima sambil merapikan rambut keriwilnya.

"Derita lo, Bim!" ucap Lily dari belakang Bima. Dan ketika Bima melotot ingin memarahi, Liliy langsung berkacak pinggang, "Apa? Mau gue tambahin?"

"Aku anak tiri! Semua ga ada yang sayang aku! Aku disia-siakan!  Mami, tolong anakmu!" drama Bima dimulai, penonton dipersilahkan muntah di kantong plastic yang sudah disiapkan.

"Pak, kalo ngunciin Bima di kamar mandi, kena hukum ga?" tanya Kazumi kesal.

Pak Indra hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat keajaiban anak-anak didiknya.  Ini yang membuat dia selalu berjiwa muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun