Mohon tunggu...
Diah Dyo
Diah Dyo Mohon Tunggu... Guru - Emak tangguh

Lebih menyukai cerita dengan akhir bahagia, dan berharap bisa membawa kebahagiaan untuk semua

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kazumi and Friends

29 Juni 2023   13:18 Diperbarui: 29 Juni 2023   13:20 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Aksa Skylar Altezza

"Adeeee... buruan dandannya.  Dipakein apapun muka lo ga akan cantik-cantik amat juga.  Dipanggil bunda tuh.  Kalo lama, gue tinggal ya!" Seru mas Ibra, kakak Kazumi satu-satunya, sparring partner dari zaman bayi sampai mereka menikah nanti.  Ibrahimovic Fatih Arkatama, nama lengkapnya, beda dua tahun lebih tua dari Kazumi.

Keluarga Kazumi memang agak unik.  Sang ayah, Azzam Arkatama adalah seorang arsitek cerdas berdarah Jawa. Sedangkan ibunya, Celia Peters, adalah seorang guru Bahasa Inggris di sebuah SMA negeri tidak jauh dari perumahan tempat mereka tinggal.  Bunda Celia masih terlihat cantik di usianya yang ke 46 tahun.  Darah Belanda yang mengalir di tubuhnya sedikit banyak tercetak di warna kulit dan matanya.  Kakek buyut bunda Celia adalah orang yang menurunkan nama Peters di belakang namanya.  Kalau cerita dari bunda, mungkin dulu kakek Peters merupakan anggota tentara KNIL yang tertinggal saat Belanda menginvansi nusantara.  Hingga akhirnya terpesona dengan gadis Manado dan menghasilkan papa dari bunda Celia.

Nama Kazumi dan Ibrahimovic sendiri merupakan pilihan dari Ayah Azzam dan Bunda Celia.  Kata bunda, saat awal mereka menikah dulu, ayah dan bunda sepakat akan memberi nama anak-anak mereka sesuai dengan kesukaan masing-masing.  Ayah yang suka sepak bola akan menamai anak laki-laki mereka, dan bunda yang suka anime akan menamai anak perempuan mereka.  Jadilah akhirnya, Ibrahimovic dan Kazumi.  Padahal wajah mereka tidak sesuai dengan namanya, tidak ke Kaukasia dan tidak juga ke Jepang.

Pagi ini, mereka sekeluarga berkumpul di meja makan untuk sarapan sebelum berpencar menuju tempat aktivitas masing-masing.  Ayah ke kantor, bunda ke sekolah, Ibra ke kampus dan Kazumi juga ke sekolah.  Bunda memang sengaja mendaftarkan Kazumi bukan di sekolah tempat dia mengajar.  Dengan alasan supaya Kazumi belajar mandiri katanya.

Tepat pukul 6.30, Kazumi sudah sampai di sekolahnya.  Di depan kelas dia bertemu dengan Farrel yang langsung menariknya ke arah kantin.

"Temenin gue sarapan ya, Mi..." pinta Farrel.  Seperti biasa Farrel seringkali melewatkan sarapannya di rumah karena mama papanya sedang tugas ke luar kota.  Bila ditinggal tugas seperti ini, Farrel akan tinggal di rumah hanya ditemani kakak perempuan dan asisten rumah tangganya.  Berhubung kakaknya adalah juga seorang karyawan, sehingga waktu mereka berkumpul sangatlah terbatas.  Karena itulah Farrel lebih sering memilih sarapan di sekolah.

Karena semua tugasnya sudah selesai dan masih banyak waktu sebelum bel masuk berbunyi, akhirnya Kazumi mengikuti keinginan temannya.

"Gue mau beli yoghurt aja ya, ga makan... tadi udah makan n minum susu, liat nih otot gue." Ucap Kazumi sambil memamerkan otot bisepnya.

"Jiah, shombong beneeeer... otot segitu aja pamer! Nih liat otot gue, padahal gue belom sarapan loh." Sahut Farrel ikut memamerkan bisepnya. 

Tak ayal mereka berdua menarik perhatian siswa lainnya yang juga sedang mengisi perut mereka.

"Otot doang gede, tapi ketek lo bau kambing." Kata Kazumi meledek Farrel yang jelas-jelas beraroma cologne khas laki-laki.  Farrel bukan termasuk cowok dengan bau badan yang menyengat karena dia tidak merokok dan termasuk cowok yang rajin mandi.

"Pagi-pagi ada cumi minta diketekin nih... sini, lo!" Tangan Farrel merangkul kepala Kazumi dan mengengpit kepala Kazumi di ketiaknya.

"Farrel! Gue tabok lo... lepas!" seru Kazumi dengan susah payah melepaskan lengan Farrel.  "Rambut gue berantakan, Farrel kambing!" Rambut kecoklatan Kazumi yang hari ini ia kuncir ekor kuda mencuat ke kanan dan ke kiri.  Dengan bibir manyun, Kazumi merapikan kunciran rambutnya.

"Mi, kayanya hari ini bakal ada anak baru deh.  Tadi gue liat di kantor ada orang tua murid nenteng-nenteng anaknya." Sambil mulai mengunyah somay pesanannya, Farrel langsung membagi informasi yang dari tadi ingin dia beritahukan ke Kazumi.

"Ditenteng-tenteng... lo pikir kucing? Cowok ato Cewek? Ganteng ga?" berondong Kazumi seraya masih merapikan kuncirannya.

"Gak keliatan.  Ketutupan emaknya tadi."  Sahut Farrel.

"Mudah-mudahan masuk ke kelas kita ya, siapa tau ganteng." Ucap Kazumi sambil menyedot yoghurt yang dari tadi belum dia makan.

"Genit lo! Gue bilangin bunCel, tau rasa!" balas Farrel sambil menoyor lembut kepala Kazumi.

Bagi mereka yang tidak mengenal Kazumi dan Farel, seringkali menganggap kedua anak itu adalah sepasang kekasih, padahal... Bahasa kerennya hubungan mereka hanya sekedar platonic relationship. 

"Kriiiing... kriiing... kriiiing."

Bel masuk sudah berteriak nyaring.  Seketika kantin mulai ditinggalkan pengunjungnya yang segera menuju kelas mereka masing-masing.

"Assalamu'alaykum, anak-anak." Sapa Ms. Rosetta, guru Bahasa Inggris dan juga wali kelas dari kelas XI IPS 2.

"Wa'alaykumussalam, Miss." Jawab siswa-siswa serentak.

"Miss, segar banget pake baju pink, hari ini." Ucap Bima memuji guru kesayangan mereka.

"Harus dong, Bim." Jawab Ms. Rosetta sambil tersenyum penuh semangat. "Anak-anak, miss mampir sebentar ke kelas ini karena miss mau ngenalin teman baru kalian.  Import dari luar negeri loh." Tambahnya.

"Wah sama kaya Bima dong, Miss.  Cuma Bima diimport dari negari angin.  Makanya meleyot meleyot." Sahut Jimmy, manusia jahil musuh besar Bima.

"Jangan didenger ya Miss, sesungguhnya Jimmy cuma selalu ngiri sama keindahan saya!" Jawab Bima dengan muka sewot.

"Ish, udah-udah... nih kenalin Aksa Altezza.  Pindahan dari Regis High School in Manhattan.  Jadi bapaknya Aksa nih baru selesai tugas di New York.  Begitu ya Aksa?" Ms. Rosetta memperkenalkan seorang anak tinggi atletis dan berwajah bule, tapi namanya sangat Indonesia.

"Hai... Aku Aksa Skylar Altezza.  Senang berkenalan dengan kalian." Suara bariton Sky sopan masuk ke dalam telinga teman-teman barunya.

"Woooow, wajahmu mengalihkan duniaku." Ucap Utami yang duduk di bagian tengah.

"Namanya Indonesia banget, tapi mukanya bule abis... kamu penipu! Untung ganteng!" Maura yang duduk bersama Kazumi di barisan depan ikut-ikutan berkomentar.

"Hidungnya setinggi cita-citaku!" Kazumi yang duduk tepat di depan Sky tak luput mengomtari penampilan remaja bertinggi badan 185 tersebut.

"Lupakan mereka, Sky! Fokus ke aku... yuk bisa! Aku Bima.  Senang berkenalan sama kamu." Bima dengan senyum sampai ke telinga, mulai melancarkan serangan pertama.

Maura yang selalu saja tidak tahan dengan kecentilan Bima gegas menengok ke arah Bima, dan dengan tatapan lasernya berkata, "Miss, Ijin lempar sepatu ke kepala Bima, boleh?"

"Hahaha, ntar ngereognya dilanjut lagi ya, Mau.  Sambil nunggu bu Yuni datang, kalian silahkan kenalan langsung sama Sky, okay?  Sky kamu bisa duduk di samping Fajar, di sana ya." Ucap Ms. Rosetta sambil menunjuk kursi di barisan depan tepat di bawah jendela.

"Siap, Miss.  Thank you very much!" ucap Sky dan menjabat tangan Ms. Rosetta sebelum menuju tempat duduknya.

"Nah, ini bu Yuni sudah datang... makasih waktunya ya, bu.  Assalamu'alaykum, guys." Pamit Ms. Rosetta. 

Acara perkenalan dengan si bule ternyata harus tertunda karena bu Yuni sudah siap memulai pelajaran pertamanya. 

"Assalamu'alaykum, semua..." salam dari bu Yuni dengan logat Tegal yang lumayan kental. "Eh ada cah bagus... bule ya? Bisa ngomong Bahasa Indonesia kan? Soale Bahasa Inggris saya pake aksen ngapak.  Kasian takutnya kamu gak ngerti." 

Sampai sini udah ngerti dong, guru model apa bu Yuni ini? Yang pasti dia salah satu guru idola di sekolah Nusa Dharma.

"Hai!" sapa ragu-ragu Sky ke Fajar.

"Sini, Sa... gue yang duduk di pojok ya.  Biar elo bisa kenalan sama cewek-cewek petakilan ini." Sahut Fajar mempersilahkan Sky untuk duduk di tepi luar.  Sky tersenyum dan lagi-lagi mengangguk.

"Hai, kenalan dong.  Aku Aksa Skylar." Ucap Sky pelan sambil mengulurkan tangannya ke arah Kazumi.

"Hai, gue Kazumi dan ini Maura.  Pleasure to meet you." Si Cumi mulai gaya, menjawab dengan Bahasa Inggris.  Maura yang duduk disamping Kazumi hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Sky.

"The pleasure is mine." Jawab Sky. 

"Nama tengah lo unik. Boleh gue panggil Sky aja?" tanya Kazumi.

"Boleh banget." Jawab Sky sedikit terpesona menatap mata coklat madu Kazumi.

"Kalo panggil sayang, boleh ga?" tiba-tiba Bima ikut nimbrung obrolan mereka.

"Kalo dipanggil guru BK mau ga, Bim?" tawar bu Yuni saat menjewer telinga Bima, gemas melihat Bima bolak balik ke depan dan belakang mencari perhatian Sky.

Sky terkekeh sampai menampakkan jajaran gigi putihnya.  Rasa resah takut tidak diterima entah mengapa mulai terasa luntur.  Dia merasa ditempatkan di kelas yang tepat untuknya. 

I think I'm gonna like it here.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun