"Otot doang gede, tapi ketek lo bau kambing." Kata Kazumi meledek Farrel yang jelas-jelas beraroma cologne khas laki-laki. Â Farrel bukan termasuk cowok dengan bau badan yang menyengat karena dia tidak merokok dan termasuk cowok yang rajin mandi.
"Pagi-pagi ada cumi minta diketekin nih... sini, lo!" Tangan Farrel merangkul kepala Kazumi dan mengengpit kepala Kazumi di ketiaknya.
"Farrel! Gue tabok lo... lepas!" seru Kazumi dengan susah payah melepaskan lengan Farrel. Â "Rambut gue berantakan, Farrel kambing!" Rambut kecoklatan Kazumi yang hari ini ia kuncir ekor kuda mencuat ke kanan dan ke kiri. Â Dengan bibir manyun, Kazumi merapikan kunciran rambutnya.
"Mi, kayanya hari ini bakal ada anak baru deh. Â Tadi gue liat di kantor ada orang tua murid nenteng-nenteng anaknya." Sambil mulai mengunyah somay pesanannya, Farrel langsung membagi informasi yang dari tadi ingin dia beritahukan ke Kazumi.
"Ditenteng-tenteng... lo pikir kucing? Cowok ato Cewek? Ganteng ga?" berondong Kazumi seraya masih merapikan kuncirannya.
"Gak keliatan. Â Ketutupan emaknya tadi." Â Sahut Farrel.
"Mudah-mudahan masuk ke kelas kita ya, siapa tau ganteng." Ucap Kazumi sambil menyedot yoghurt yang dari tadi belum dia makan.
"Genit lo! Gue bilangin bunCel, tau rasa!" balas Farrel sambil menoyor lembut kepala Kazumi.
Bagi mereka yang tidak mengenal Kazumi dan Farel, seringkali menganggap kedua anak itu adalah sepasang kekasih, padahal... Bahasa kerennya hubungan mereka hanya sekedar platonic relationship.Â
"Kriiiing... kriiing... kriiiing."
Bel masuk sudah berteriak nyaring. Â Seketika kantin mulai ditinggalkan pengunjungnya yang segera menuju kelas mereka masing-masing.