Menguasai tata bahasa
Bersahabat dengan kamus dan Tesaurus
Punya communication skill yang mumpuni, untuk menjalin hubungan baik dengan penulis atau calon penulis, juga berkomunikasi dengan pembaca
Kejelian untuk membaca kebutuhan pasar
Bisa berbahasa  asing (minimal bahasa Inggris)
Punya kepekaan bahasa untuk mengemas atau mengolah naskah
Berwawasan luas (baca buku, nonton film, baca berita, dll.)
Punya kemampuan menulis
Jika ingin menjajal kemampuan editing, bisa dimulai dengan berlatih menyunting teks-teks pendek. Lalu, jika ada kesempatan berkontribusi sebagai editor lepas, misalnya untuk komunitas atau lembaga sosial, cobalah diambil. Lakukan yang terbaik, juga konsultasikan dengan teman yang punya profesi serupa. Nah, kalau sudah punya portofolio, contoh-contoh naskah yang sudah kita edit tersebut bisa kita tunjukkan kepada penerbit yang kita lamar.
Lalu, sebenarnya peluang profesi editor ini bagaimana, ya? Menurut mas Rudi, kalau melihat fenomena saat ini, harus diakui prospeknya tidak terlalu menggembirakan. Setidaknya penulis jauh lebih terkenal dibanding editor yang membantu naskahnya menjadi bagus. Beda dengan masa dulu ketika HB Yassin begitu disegani karena melahirkan banyak penulis.
Namun, optimisme tetap ada karena penulis dan editor hakikatnya adalah mitra. Sehingga keduanya saling membutuhkan demi mewujudkan buku yang bergizi dan bermanfaat bagi pembaca, itulah poin utamanya. Jadi kuncinya: kolaborasi!