Mohon tunggu...
Diah Kusumastuti
Diah Kusumastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Mom blogger

Mom blogger with 5 kids. Aktif menulis di www.dekamuslim.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Editor, dari Korektor hingga Jadi Surveyor Kompetitor

30 Mei 2024   10:37 Diperbarui: 30 Mei 2024   10:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com

Kalau ada pertanyaan, siapa editor buku A, apakah banyak orang yang bisa menjawab dengan benar? Saya yakin tidak banyak yang bisa memberikan jawaban, apalagi jawaban yang benar. Ngarang nama editor saja mungkin banyak yang enggak bisa. Hehe.

Begitulah, nama-nama editor buku tidak banyak dikenal. Hal ini tentu sangat berbeda dengan nama-nama penulis buku. Jika disebut deretan judul buku populer, pasti orang akan langsung teringat dengan nama-nama penulisnya.

Padahal, sebenarnya, di balik buku yang bagus ada peran editor atau penyunting naskah yang kadang sangat luar biasa. Iya, kadang, karena enggak semua tulisan dipoles besar-besaran oleh editor. Terkadang editor hanya mengoreksi sedikit karena tulisan penulis memang sudah bagus.

Nah, jika teman-teman belum begitu memahami apa saja peran sebuah profesi yang disebut editor ini, bisa simak tulisan ini sampai akhir, ya.

Pengalaman sebagai Editor dari Rudi "Belalang Cerewet"

Jadi ceritanya, pada hari Sabtu lalu, tanggal 25 Mei 2022, komunitas Cak Kaji (Cangkrukan Kompasianer Jawa Timur) mengadakan Instagram Live (IG Live) dengan narasumber mas Rudi "Belalang Cerewet". Mas Rudi ini adalah seorang bloger (blognya belalangcerewet (dot) com) yang sekaligus seorang editor (dan tentu saja Kompasianer :) ). 

Mas Rudi bercerita bagaimana awalnya beliau tertarik untuk menekuni profesi editor. Pemicunya adalah apa yang dikatakan oleh novelis gaek NH Dini saat meluncurkan salah satu bukunya. NH Dini mengatakan bahwa karyanya bisa tampil bagus berkat tangan dingin seorang editor. Ya, kata beliau, di balik buku yang bagus, ada kontribusi penyunting yang sudah berjuang membuat naskah menjadi lebih menarik. 

Mas Rudi yang saat itu masih merupakan mahasiswa baru jurusan Sastra Inggris, jadi tertarik untuk menjadi seorang editor.

Cita-cita itu pun tercapai. Selain bekerja sebagai pendidik, beliau juga menjadi editor. Pengalaman mas Rudi sebagai editor pun sudah cukup banyak hingga saat ini. Beliau pernah menjadi editor inhouse seperti di penerbit buku sekolah dan penerbit buku populer (genre motivasi dan bisnis). Kemudian beliau menjadi editor freelance dan membidani lahirnya banyak buku. Salah satu contohnya ikut menjadi editor kamus Bahasa Indonesia-Inggris Hassan Sadily & John M. Echols terbitan Gramedia. 

Suka-duka sebagai editor pun sudah pasti beliau rasakan. Diantaranya saat proses editing Kamus Bahasa Indonesia-Inggris terbitan Gramedia itu. Beliau harus super teliti dalam mengedit karena kamus tersebut edisi revisi, sehingga harus memuat lema dan sublema yang lebih lengkap.

Pengalaman lain, beliau pernah mengedit naskah asing (terjemahan) yang merupakan seri buku-buku motivasi karya penulis Selandia Baru. Karena diterjemahkan dari bahasa Inggris, tak jarang beliau harus menyelaraskan antara hasil terjemahannya dengan maksud penulis. Kadang ada penerjemahan yang terlalu berani menafsirkan naskah sumber sehingga beliau perlu berkomunikasi dengan penulis aslinya. Jadi beliau mendapatkan pengalaman mengesankan karena bisa bertukar pandangan lewat email dengan penulis asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun