Mohon tunggu...
Diah Kusumastuti
Diah Kusumastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Mom blogger

Mom blogger with 5 kids. Aktif menulis di www.dekamuslim.com.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bukber Sama Teman Lama? Jangan Sekarang

14 Maret 2024   23:10 Diperbarui: 14 Maret 2024   23:18 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: halalfoodsingapore.com

"Piye kabare, Di?"

"Gimana kabarnya, Bu?"

"Boleh ya Bu kapan-kapan aku mampir ke rumah? Aku sama istri dan anak-anak."

"Ayo diagendakan bukber sama temen-temen sekelas."

Saya senang ketika beberapa teman lama saya menyapa lewat chat WhatsApp atau di platform media sosial. Sekian lama tak pernah bersua secara fisik, namun tetap menyapa melalui dunia maya. Cukup membahagiakan saya. Bukti bahwa mereka masih mengingat saya.

Teman-teman saya mulai dari teman SD, teman SMP, teman SMK, hingga teman kuliah enggak banyak jumlahnya. Jika dikerucutkan lagi sebagai teman-teman dekat, semakin sedikit jumlahnya. Tetapi, saya senang berapapun jumlah mereka.

Beberapa waktu lalu saya menyambangi sahabat masa kecil saya di kampung halaman. Lama sekali kami tak jumpa. Ketika saya sampai di rumahnya, bahagianya tak terkira. Waktu mengobrol pun terasa kurang meski nyatanya kami sudah duduk berjam-jam.

Begitulah, saya selalu bahagia ketika bertemu teman lama. Namun, ketika ada ajakan bukber atau buka bersama di bulan Ramadan bareng teman-teman lama baik dalam jumlah banyak atau sedikit, untuk saat ini saya belum siap. Karena itu lain hal. Lain urusan.

Saya bukan tipe ibu yang bisa bebas bepergian tanpa anak-anak. Sebaliknya, saya hampir selalu satu paket dengan anak-anak baik di rumah maupun di luar rumah. Jadi jika ada acara buka puasa bersama, tentu saya juga akan mengajak mereka.

Jika bertemu di hari-hari biasa, waktunya biasanya lebih panjang. Pun tidak terikat dari jam sekian hingga sekian. Sehingga saya bebas mengajak anak-anak saya yang notabene masih kecil-kecil itu untuk turut serta.

Anak-anak yang selalu ramai dan kadang tak tertebak emosinya itu, kadang memerlukan penanganan khusus. Hal ini lebih mudah saya kendalikan dalam situasi yang lapang.

Namun jika dalam acara buka puasa bersama, yang waktunya spesifik dan biasanya di tempat-tempat seperti resto, cafe, atau tempat-tempat umum lainnya, saya belum siap dengan berbagai risikonya.

Lalu rasanya, jika saya bukber dengan anak-anak, pasti saya enggak akan nyaman. Saya akan sibuk mengurus anak-anak berbuka, atau mengawasi mereka ke sana kemari saat saya sedang bercakap-cakap dengan teman-teman yang sudah lama tak bersua. 

Lalu waktu tiba-tiba habis karena saya sibuk mengurus diri sendiri dan anak-anak. Waktu berbuka antara Maghrib dan Isya' memang enggak lama, bukan? Lalu saya kehilangan momen-momen menikmati buka puasa bersama teman-teman lama.

Hemm.. jadi apa enaknya? Apa manfaatnya buka puasa bersama jika seperti itu kejadiannya? Paling enak buka puasa bersama keluarga di rumah! Hihi.

Begitulah, jika saya diajak buka puasa bersama saat ini. Jadi buka puasa bersama teman lama untuk saat ini bukan hal yang tepat buat saya. Mungkin, ketika nanti saya sudah bisa ke mana-mana sendiri, saya akan punya waktu yang lebih bebas, sehingga bisa berbuka puasa bersama teman lama dengan lebih leluasa.

Saya tak peduli dengan teman-teman lama yang kini lebih sukses secara materi atau duniawi. Insyaa Allah saya enggak "silau" dengan segala kesuksesan mereka. Bagi saya, kenangan bersama mereka yang dulu tercipta, pantas menjadi menu obrolan saat berbuka puasa bersama.

Buka puasa bersama pasti ada manfaatnya jika dilakukan dengan benar. Menikmati menu-menu buka puasa sambil mengobrol yang bermanfaat, tetapi enggak lupa waktu. Jangan sampai kegembiraan ketemu teman-teman lama menjadikan kita lalai, menunda salat Maghrib dan Isya' juga salat Tarawih serta pulang larut malam. Na'udzubillahi min dzalik.

Semoga, saya masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk suatu saat bisa berbuka puasa bersama teman-teman lama.

Itulah cerita saya. Kalau kamu, gimana ceritamu, Kawan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun