Mohon tunggu...
Neli Diah Tri
Neli Diah Tri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pembelajar / Mahasiswa

swim,sebagai Mahasiswa, membuat artikel tentang sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pendidikan Islam pada Masa Bani Abbasiyah

8 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 8 Agustus 2024   10:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA  MASA BANI ABBASIYAH

 PENDAHULUAN 

      Islam memberikan dampak yang luar biasa terhadap perubahan masyarakat Timur Tengah dan para pengikutnya. Kehadiran khilafah atau tokoh-tokoh agama Islam memberikan angin segar dalam menata dan mengarahkan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat termasuk peradaban Islam. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki sebagai sarana yang digunakan untuk menghafal berbagai hal yang bersifat ilmiah maupun non-ilmiah. Pendidikan Islam terus berkembang sejak masa Nabi Muhammad SAW. hingga masa Khulafaur Rasyidin serta tradisi Umayyah dan Abbasiyah, bahkan hingga saat ini. Dampak Islam dalam perspektif pendidikan dapat dilihat dari landasan pendidikan yang dibangun, salah satunya pada masa Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan Islam pasca-Kekhalifahan Umayyah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah bin Al-Abbas pada tahun 132 H – 656 H. Abdullah bin Al-Abbas merupakan salah satu keluarga Hasyim di Mekkah yang berasal dari keluarga paman Nabi. Masa pemerintahan Bani Abbasiyah dikenal sebagai masa gemilang dan kejayaan Islam, salah satunya dalam bidang ilmu pengetahuan yang kian berkembang.

        Bani Abbasiyah memegang peranan penting dalam bangkitnya tokoh-tokoh wanita yang berpengaruh, penerjemahan karya-karya penting, dan dalam keberhasilan umatnya. Berdirinya Bani Abbasiyah, kemajuan dan kejayaan Islam semakin nyata terlihat, seperti dibangunnya sekolah-sekolah yang menjadi salah satu sarana bagi anak-anak untuk belajar dan bersekolah di lembaga-lembaga pendidikan. Selain mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah bagi masyarakat, khususnya anak-anak, pada masa ini pula penafsiran terhadap kitab-kitab dan karya-karya besar juga berkembang. Banyak sekali ajaran dan metode pengajaran Islam yang dihadirkan di tengah tradisi Bani Abbasiyah, yang masing-masing juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain pendidikan Islam, juga terdapat program-program pendidikan dan tujuan pendidikan Islam. Dalam penggunaannya, pendidikan Islam di tengah garis keturunan Bani Abbasiyah menggunakan beberapa metode pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik anak-anak

PEMBAHASAN 

          Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan Islam setelah kekhalifahan Umayyah. Bani Abbasiyah didirikan oleh Abdullah bin Al-Abbas pada tahun 132 H/750 M. Abdullah bin Al-Abbas merupakan bagian dari suku Hasyim di Mekkah yang berasal dari keluarga paman Nabi. Pola pemerintahan yang terkait dengan garis ini mengalami perubahan, disesuaikan dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Kehadiran garis ini merupakan kemenangan bagi Bani Hasyim setelah wafatnya Nabi sehingga jabatan khalifah dilanjutkan oleh keluarga dan kerabat Nabi. Salah satu kemenangan atau kejayaan dalam bidang pemerintahan adalah kemajuan Islam yang semakin maju dalam bidang pendidikan Islam. Pemerintahan Bani Abbasiyah memiliki sejarah yang sangat luar biasa. Beberapa khalifah dan penguasa dalam istana memiliki perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan

A. Perkembangan Pendidikan Pada Masa Abbasiyah

         Ilmu dan pelajaran terus berkembang dan maju dari masa ke masa. Di tengah masa Abbasiyah, ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat terbukti dengan hadirnya sekolah-sekolah yang tersebar baik di kota maupun di desa. Mereka berbondong-bondong mencari ilmu melalui ilmu pengetahuan bahkan sampai ke luar kota. Umat Islam juga menganggap

   ilmu pengetahuan sebagai suatu hal yang lumrah, sehingga ilmu pengetahuan baik aqli maupun naqli mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya di masa pemerintahan Harun Al-Rasyid, terlihat dari mulai munculnya penafsiran kitab-kitab dari berbagai bahasa. Hadirnya perkembangan penafsiran kitab-kitab ini melahirkan tokoh-tokoh Islam yang sejalan dengan bidangnya masing-masing. Banyak karya yang berhasil diinterpretasikan sehingga menjadi suatu perkembangan bagi pembaharuan ilmu pengetahuan. Selain itu, sekitar 30.000 masjid di wilayah Baghdad juga berfungsi sebagai tempat atau lembaga pendidikan untuk pendidikan dan pengajaran di tingkat pemula.

B. Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Pada Masa Abbasiyah

Tujuan pendidikan pada masa Abbasiyah diantaranya sebagai berikut

1. Tujuan Agama dan Moral

   Di masa Abbasiyah, para pelajar diajarkan untuk membaca atau merenungkan Al-Qur'an karena merupakan kewajiban dalam agama, mereka mengikuti pelajaran agama dan terus mengikuti agama. Mereka diajarkan ilmu-ilmu tafsir, hadis dan sebagainya karena tuntutan agama.

2. Tujuan Masyarakat

    Nalar masyarakat adalah agar mahasiswa menghafal dan mencari ilmu sehingga dapat mengubah dan memajukan masyarakat dari masyarakat yang penuh kebodohan menuju masyarakat yang berilmu pengetahuan dan maju serta makmur. Ilmu-ilmu yang diajarkan di madrasah bukan hanya ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab saja tetapi juga ilmu-ilmu umum yang bermanfaat bagi kehidupan

3. Cinta akan ilmu pengetahuan

       Orang-orang pada waktu itu meneliti tanpa mengharapkan apa pun selain untuk mengembangkan pengetahuan mereka. Mereka melakukan perjalanan ke seluruh negeri Islam untuk mencari informasi tanpa mempedulikan kesulitan perjalanan yang pada umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau menunggang keledai. Tujuan mereka adalah untuk memuaskan jiwa mereka dalam mencari informasi. Selain itu, pendidikan juga memiliki tujuan lain, yaitu kecintaan terhadap informasi dan kegembiraan dalam memperoleh informasi tersebut.

4..Tujuan kebendaan

     Di tengah masa Abbasiyah, orang-orang mencari ilmu agar bisa hidup bermartabat dan berstatus tinggi, dan jika memungkinkan, bahkan meraih kedudukan dan kekuasaan di dunia, sebagaimana cita-cita sebagian orang dewasa ini.

C.Lembaga Pendidikan Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah

1.Kuttab

     Sebagai sebuah mazhab dasar. Ketika Islam diturunkan, Allah sudah memiliki di tengah manusia seorang sahabat yang pandai menulis dan membaca. Maka menulis dan membaca mendapat tempat dan inspirasi yang kuat dalam Islam sehingga menyebar di kalangan umat Islam. Membaca dan menulis dalam kehidupan sosial dan politik Islam memegang peranan penting karena pengajaran Al-Qur'an juga menuntut pendidikan sejak dini karena menulis dan membaca semakin dirasakan perlu, maka ia dianjurkan sebagai tempat untuk menghafal untuk menulis dan belajar, terutama bagi anak-anak yang sedang berkembang sangat pesat

2.Masjid

     Bagian masjid sangat berbeda, misalnya, menjadi pusat berbagai kegiatan informasi seputar kehidupan umat Islam, tempat untuk merenung, tempat untuk mengadili masalah, tempat untuk memberikan pencerahan keagamaan, dan informasi lainnya juga melakukan pendidikan. Masjid bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga berperan sebagai pusat pembelajaran dan kegiatan sosial serta tempat untuk menyimpan buku atau kitab suci.

3.Pendidikan rendah di istana (Qurhur)

      Kehadiran Qurhur berawal dari pandangan para penguasa yang memiliki anak di lingkungan istana. Alasan pemberian instruksi kepada mereka adalah untuk membina anak-anak agar tampak melaksanakan kewajibannya dengan baik saat mereka dewasa. Penugasan tujuan belajar anak-anak di lingkungan istana telah direncanakan oleh wali mereka, bukan oleh tenaga pendidik. Para guru seolah-olah memberikan instruksi apa yang telah digariskan oleh para penguasa istana kepada anak-anak dan putrinya

4.Rumah ulama

      (Peneliti Logika) Bagaimanapun, rumah bukanlah tempat yang baik untuk mengajarkan ilmu. Ada juga banyak di masa puncak perkembangan ilmu dan budaya Islam di mana para peneliti dan ahli logika menjadi mahasiswa dan pengembangan ilmu. Hal ini lebih sering terjadi karena para analis dan ahli khawatir bahwa mereka tidak mengajar di masjid sementara banyak mahasiswa yang tertarik untuk belajar ilmu dari sana. Terkadang rumah-rumah para peneliti populer yang menjadi tempat belajar adalah rumah-rumah Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Ali. Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Ya'qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah Al-Aziz billah Al-Fatimy, dan lain-lain

KESIMPULAN 

     Pendidikan Islam di tengah tradisi Abbasiyah dimulai dengan berdirinya banyak sekolah yang tersebar di seluruh kota. Pendidikan Islam memiliki tujuan mulia dalam pengembangan pengajaran instruktif, modul pendidikan instruktif yang tepat dan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pendidikan Islam yang dibangun di tengah garis Abbasiyah meliputi kuttab, masjid, qurhur, rumah ulama, ruang ilmiah, badiah, perpustakaan, observatorium, toko buku, ribath, zawiyah, dan madrasah. Sedangkan modul pendidikan yang tepat dibagi menjadi tiga, yaitu program pendidikan dasar, tambahan, dan pendidikan tinggi.

         Pada saat itu, strategi pengajaran yang digunakan meliputi strategi verbal, menghafal, dan menulis. Dalam perluasan, materi pembelajaran pada saat itu dipisahkan menjadi dua, yaitu mata pelajaran wajib dan pilihan. Pendidikan Islam di tengah garis Abbasiyah di Baghdad

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun