2.Masjid
   Bagian masjid sangat berbeda, misalnya, menjadi pusat berbagai kegiatan informasi seputar kehidupan umat Islam, tempat untuk merenung, tempat untuk mengadili masalah, tempat untuk memberikan pencerahan keagamaan, dan informasi lainnya juga melakukan pendidikan. Masjid bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga berperan sebagai pusat pembelajaran dan kegiatan sosial serta tempat untuk menyimpan buku atau kitab suci.
3.Pendidikan rendah di istana (Qurhur)
   Kehadiran Qurhur berawal dari pandangan para penguasa yang memiliki anak di lingkungan istana. Alasan pemberian instruksi kepada mereka adalah untuk membina anak-anak agar tampak melaksanakan kewajibannya dengan baik saat mereka dewasa. Penugasan tujuan belajar anak-anak di lingkungan istana telah direncanakan oleh wali mereka, bukan oleh tenaga pendidik. Para guru seolah-olah memberikan instruksi apa yang telah digariskan oleh para penguasa istana kepada anak-anak dan putrinya
4.Rumah ulama
   (Peneliti Logika) Bagaimanapun, rumah bukanlah tempat yang baik untuk mengajarkan ilmu. Ada juga banyak di masa puncak perkembangan ilmu dan budaya Islam di mana para peneliti dan ahli logika menjadi mahasiswa dan pengembangan ilmu. Hal ini lebih sering terjadi karena para analis dan ahli khawatir bahwa mereka tidak mengajar di masjid sementara banyak mahasiswa yang tertarik untuk belajar ilmu dari sana. Terkadang rumah-rumah para peneliti populer yang menjadi tempat belajar adalah rumah-rumah Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Ali. Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Ya'qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah Al-Aziz billah Al-Fatimy, dan lain-lain
KESIMPULANÂ
   Pendidikan Islam di tengah tradisi Abbasiyah dimulai dengan berdirinya banyak sekolah yang tersebar di seluruh kota. Pendidikan Islam memiliki tujuan mulia dalam pengembangan pengajaran instruktif, modul pendidikan instruktif yang tepat dan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pendidikan Islam yang dibangun di tengah garis Abbasiyah meliputi kuttab, masjid, qurhur, rumah ulama, ruang ilmiah, badiah, perpustakaan, observatorium, toko buku, ribath, zawiyah, dan madrasah. Sedangkan modul pendidikan yang tepat dibagi menjadi tiga, yaitu program pendidikan dasar, tambahan, dan pendidikan tinggi.
     Pada saat itu, strategi pengajaran yang digunakan meliputi strategi verbal, menghafal, dan menulis. Dalam perluasan, materi pembelajaran pada saat itu dipisahkan menjadi dua, yaitu mata pelajaran wajib dan pilihan. Pendidikan Islam di tengah garis Abbasiyah di Baghdad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H