Mohon tunggu...
Diah Ayu Nurlaila
Diah Ayu Nurlaila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Gunakan Media Sosisal dengan Bijak, Saring Sebelum Sharing

6 Januari 2023   20:18 Diperbarui: 7 Januari 2023   04:25 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                                           Desain oleh Ulivia 

                     

TUGAS UAS PANCASILA

Dosen Pengampu: Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H

Nama Penyusun: Diah Ayu Nurlaila

NIM: 221510000490

Prodi: Komunikasi dan Penyiaran Islam

Universitas: Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Cerdas bermedia sosial, saring sebelum sharing

Media sosial adalah platfrom digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi dalam dunia maya. Media sosial merpakan sarana untuk bersosialisasi yang dilakukan sekacara daring yang membuat manusia untuk aling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Menurut B.K Lewis Lewat karyanya yang dirilis pada tahun 2010, B.K Lewis memaparkan media sosial sebagai label yang merujuk pada teknologi digital dengan berpotensi membuat orang saling terhubung. Dalam hubungan yang memunculkan interaksi, produksi dan berbagai pesan.

sedangkan menurut Media menurut KBBI merupakan alat sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi. Adapun media dalam konsep perancangan ini didefinisikan sebagai alat sarana yang akan digunakan untuk menyampaikan informasi terkait dalam dari masa ke masa.

Seiring berkembangnya zaman, media sosial semakin marak dalam masyarakat, mayoritas penduduk bumi menggunakan media sosial, tidak memungkiri media sosial juga bisa membuat kita berkomunikasi dengan orang sangat yang sangat jauh dari pandangan kitra, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun.

Adanya media sosial, kita semakin dipermudah berkomunikasi jarak jauh, sudah tidak alasan kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang yang yang kita sayang jika ingin melakukan perjalanan jauh. Dengan media sosial kita bisa dengan mudah mengetahui berita-berita yang ada di luar pulau, negara maupun berita dunia sekalipun.

 Dilansir dari Wikipedia, sejarah media sosial sendiri berawalpada tahun 1970, yakni saat itu ditemukannya papan buletin untuk menghubungkan satu orang dengan orang lain melalui surat elektronik atau mengungguh dan mengunduh perangkat lunak.

Media sosial pertama kali dibuat pada tahun 1997 yang diketahui dengan "Sis Degrees", aplikasi tersebut mengizinkan penggunanya mengunggah foto profil saling berteman dengan user lain, dan pada tahun 1999 blog mulai ramai digunakan. Sedangkan pada tahun 1995 Yahoo! muncul yang pada saat itu dikenal situs GeoCities. GeoCities merupakan tonggak awal berdirinya websie yang beragam.

Dikutip dari laman online maryville.edu, awal mula Media sosial awalnya adalah serangkaian titik dan garis elektronik yang diketik pada mesin telegraf. Pada waktu ini juga, Samuel Morse mengirimkan pesan telegraf untuk kali pertama kepada publik.

Media sosial mengalami terus menerus  berkembangan hingga meluas karena cepatnya perkembangan internet hingga saat ini. Sebab itu banyak pengguna yang telah terhubung hanya dengan menggunakan internet, segala jenis informasi bisa kita dapatkan dan diproses dengan mudah untuk kemudian disebarkan ke penjuru dunia. 

Media sosial merupaka sarana interaksi sosial menggunakan internet atau web, interaksi dalam media sosial bisa membuat hubu gan komunikasi antar penulis dengan penggemar lebih dekat. Media sosial adalah sebagai wadah untuk mempermudah dalam berpatisipasi, berbagi dan bertukar informasi.

Dilansir Wikipedia, penggunaan facebook pernah populer pada masanya, sampai mencapai 2,7 miliar pengguna di seluruh dunia.

Dilansir dari kompas, Dari 5,2 miliar warga Bumi yang memiliki ponsel, 4,5 miliar di antaranya terhubung ke internet, dan 3,8 miliar orang adalah pengguna aktif media sosial. Angka 3,8 miliar itu adalah 49 persen dari populasi penduduk Bumi, dan tumbuh 9 persen selama 2020. jika itu pada tahun 2020 maka pada tahun 2021 sampai sekarang meningkatkan karena adanya pandemi yang menyebabkan aktivasi selalu di dalam rumah. Ini menyebabkan melonjaknyaom penggunaan  media sosial secara drastis. 

Adapun beberapa karakteristik media sosial, diantara yaitu, jringan, informasi, arsip, interaksi, simulasi sosialdan berbagi (share/sharing). 

Banyak sekali manfaatnya bagi kita semua, yaitu salah satunya berkomunukasi jarak jauh dengan siapa saja tanpa terhambat oleh jarak, besosialisasi dengan orang luar, sarana hiburan ketika tugas melanda, mencari referensi semakin mudah, bisa bekerja dengan memanfaatkan media sosial dan masih banyak lagi.

Begitu banyak manfaat yang media sosial berikaan, jadi tidak heran jika kita kaum modernisasi kecanduan dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh media sosial ini.

Akan tetapi, disamping banyak manfaat tersebut, pasti ada dampak buruknya, mulai dari terkena radiasi dari pancaran dari elektonik, kurangnya bersosialisasi dalam kehidupan nyata sampai penyalahgunaan media sosial dan berujung menyebarkan berita hoax.

Hoax sendiri adalah berita bohong, dimana berita tersebut tidak sesuai kenyataan melainkan hanya memanas-manasi suatu kejadian tertentu. Tentunya berita hoax sangat merugikan kita semua, dari hoax ini bisa menjadi ajang adu domba, sangat merugikan sekali bukan.

Berita hoax ini seperti menyakinkan, jadi tidak heran jika para penikmat berita bisa terkecoh, sebab itulah kita perlu berpikir ktitis serta selalu meneliti apakah berita itu benar adanya atau hanya karangan semata. Disini sangat di perlukan keahlian untuk saring terlebih dahulu sebelum sharing atau menyabar luaskan.

Sebenarnya banyak sekali dampak buruk yang diakibatkan oleh hoax ini, yaitu berdampak pada kesosialan masyarakat, perekonomian yang bersangkutan, politik, keamanan dan acaman keutuhan suatu negara. Hoax ini selalu bersifat negatif yang selalu berisi hasutan dan fitnah. Banyak kasus, berita hoax terjadi di media sosial yang saat ini usdah banyak sekali warga bumi gunakan, hoax ini akan memepengaruhi pola masyarakat.

Nah, untuk antisipasi semuanya, kita bisa menelaah lagi dan lagi untuk menemukan titik tenltang dari sebuah berita yang kita dapat jangan mudah percaya tanpa ada sebuah bukti kongkritnya. 

Tingkah laku dalam bermedia sosial sangat diperlukan untuk kita semua, agar nantinya tidak akan terjadinya suatu perpecahan dalam persatuan kesatuan indonesia dan juga menimalisir dampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat. 

Dalam bertingkah laku, kita harus memiliki pedoman. Pedoman kita sebagai warga negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sendiriadalah idioligi Negara Indonesia, dimana pancasila ini sebagai pilar bangsa Indonesia.

Dalam laporan dengan judul Digital Civility Index (DCI) menyampaikan bahwa Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang ikut dalam survei tingkat kesopanan, indonesia menjadi yang terendah di Asia Tenggara. Survei tersebut di lakukan pada bulan April dan Mei 2022.

Dari kejadian tersebut sangat disayangkan bukan, dari laporan tersebut bisa kita simpulkan bahwa sangan penting kita memiliki tingkah laku dalam berperilaku. Tingkah laku ini tidak hanya dalam kehidupan sosial yang nyata, akan tetapi dalm kehidupan bersosial media juga perli tingkah laku yang baik agar tidak menimbulkan suatu masalah untuk diri sendiri maupun orang lain.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak semudah itu diterapkan dalam kehidupan media sosial. Banyak orang beranggapan bahwa media sosial hanyalah sebuah dunia maya sehingga tingkah laku dalam media sosial tidak perlu mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Perundungan virtual banyak terjadi, ujaran kebencian semakin banyak terjadi, serta semakin banyak intoleransi terhadap perbedaan yang ada. Padahal, dampak negatif yang diterima seseorang dari perlakuan di media sosial, tidak kalah buruk dari dampak yang diterima, dia akan mengalami hal tersebut dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, sudah saatnya generasi muda Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam bertindak dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam media sosial.

Dalam bertingkah laku dengan baik, kita bisa kaitkan pancasila dengan lima sila yang ada, yaitu sebagai berikut:

  • Ketuhanan Yang Maha Essa. Indonesia adalah negara yang beragama, warga negaranya memiliki agama dan kepercaan masing-masing. Agama yang resmi diakui Indonesia ada 6 agama yaitu Islam, kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu, keenam agama ini pastinya memiliki kepercayaan dan larang masing-masing dalam agama tersebut. Dalam hal ini, kita sebagai umat beragama tidak boleh menjelekkan agama lainnya pasti dalam sebuah agama percaya, bahwa tuhan akan melihat hambanya, maka kita tidak akan bepikir menjelekkan agama lain atau orang lain karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji dan akan dicatat sebagai bukti keburukan. Dalam hal ini, kita sebagai umat beragama tidak boleh menjelekkan agama lainnya pasti dalam sebuah agama percaya, bahwa tuhan akan melihat hambanya, maka kita tidak akan bepikir menjelekkan agama lain atau orang lain karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji dan akan dicatat sebagai bukti keburukan.
  • Kemanusian yang adil dan beradap. Berlaku adil kepada sesama manusia walaupun berbeda agama, ras, dan budaya sekalipun. Apalagi dalam media sosial kita pasti bertemu dengan dari agama dan yang memiliki budaya berbeda, intinya kita tidak boleh mendiskriminasi seeorang dengan perbedaan tertentu, semuanya sama dan harus diperlakukan dengan adil. Kita sebagai manusia sebagai makhluk sosial tentunya sangat memerlukan orang lain, dengan cara adil dan beradap dengan sesama manusia yang lainnya walaupun berbeda. Meskipun tidak bertemu dan berhadapan secara langsung atau bertatapan langsung, setiap orang harus  berlaku baik pada setiap orang, tidak semena-mena, menghargai, serta menghormati keberadaan manusia, kan. 
  • Persatuan Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia, yang memiliki makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Ini menandakan walaupun berbeda kebudayan kita harus menjadi satu agar bangsa indonesia semakin kuat. Dalam hal ini, berselancar media sosial untuk mencari relasi sebanyak mungkin dan tidak menjatuhkan satu sama lain, melainkan menjaga kesatuan dan persatuan serta menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat karena sejatinya tidak ada suatu suku, agama, atau ras yang lebih baik, semua sama.
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan. Setiap warga negara memiliki hak, kedudukan dan kewajiban yang sama. Maka, saat kita menggunakan media sosial kita seharusnya bisa untuk menghargai pendapat orang lain, karena kita semua hak untuk besuara dalam hal yang benar. 
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seorang rakyat pastinya bersosialisali dengan warga sekitar rumah, dengan ini akan terjalin sebuah rasa persaudaraan. Dalam sosial ini kita harus bisa menghormati hak orang lain juga serta berlaku adil tanpa membeda-bedakan. Dalam bersosial di media sosial pun demikian, harus adil tanpa membedakan, tidak ada penindasan, tidak ada penghinaa

Nah, sangat penting kan kita bertingkah laku dengan berpedoman. Tanpa berpedoman bisa menjadikan seseorang seenaknya saja, menfitnah, mendiskriminasi seseorang dan itu sangat merugikan sekali.

 

Media sosial memang sangat luas jangakaunya, kita tidak bisa seenaknya saja dan sesuka hati, kita berada dalam suatu negara yang negara tersebut memiliki rakyat, rakyat bergerombol dan membentuk kelompok sosial. Dalam bermedia sosial pun akan membentuk kelompok-kelompok tertentu sebagai teman dalam dunia media sosial.

Disamping manfaat, jelas ada sebuah dampak negatif, akan tetapi dari semua itu balik kepada diri sendiri, mau menjadikan media sosial sebagai manfaat yang akan menjadikan kita banyak relasi serta berita-beruta manfaat lainnya. Atau akan mendapatkan dampak buruk jika tidak pandai-pandai memanfaatkannya.

Lingkup media sosial sangat luas, tidak ayal menjadikan sebagai sumber informasi di seluruh dunia. Dalam hal itu juga bisa menghasilkan peluang banyak. Misalnya promosi dalam berjualan.

Ironisnya, sisi positif media sosial kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan ujaran kebencian, hasutan dan propaganda dengan kaum muda yang masih labil akan keberanian. . Hal itu dapat diwaspadai dari banyaknya share seputar informasi yang bermaterikan paham-paham intoleransi dan radikalisme. Tentu saja paham ini yang jauh dari semangat Pancasila.

Konten yang disebar dapat tersebar luas dan kemudian menjadi santapan opini publik. Bahkan, banyak dari mereka yang kemudian menyamar dengan menggunakan beragam akun palsu untuk saling bahu-membahu menyebarkan paham-paham intoleransi dan radikalisme.

Jadi, bisa simpulkan bahwa, berpedoman dalam bertingkah laku itu sangat di perlukan. Walaupun tidak mudah mengaplikasikan setidaknya kota bisa bertutur kata baik dengan semua orang, sekalipun dalam media sosial. Karena mereka bisa menilai kita bagaimana kita sendiri dalam interaksi tersebut.

Indahnya persaudaraan, jika kita bisa berhubungan baik mengapa kita mencari masalah kan, karena kerukunan akan lebih indah daripada pertengkaran. Jangan sampai, media sosial kita jadikan sebagai tempat untuk menyebarkan luaskan kebencian, permusuhan, dan caci maki yang tak beradab dan tidak berperikemanusiaan. Justru denga adanya media sosial ini kita harus semakin bersatu karena bisa berkomunikasi jarak jauh ini.

Tidak ketinggalan pula, sangat di perlukan kita bersikap kritis dalam permusyawaratan dan bersikap bijak dalam bertindak, termasuk dalam menyikapi kabar atau isu apa pun di dunia maya serta berprinsip keadilan sosial juga harus dipegang dalam bermedia sosial. Agar tidak timbul adanya suatu permasalahan.

Semangat partisipatoris tersebut bisa dilihat dari bagaimana para netizen dalam mempengaruhi pemberitaan yang tengah hits di media sosial hingga kemudian bergulir menjadi opini publik dan santapan kita semua

Lebih baik membuat konten-konten bermanfaat untuk kita semua agar isi dari media sosial tidak hanya cuitan semata. Konten-konten tersebut dikemas dengan unik dan menarik agar para remaja tertarik untuk melihatnya. Jika mereka sudah tertarik dan selalu mengikuti konten tersebut, tidak heran jika nanti orang yang mengikuti konten tersebut akan terkena dampak positif juga karena melihat konten yang positif.  

Dalam bermedia sosial kita juga akan menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati karena berinteraksi jarak jauh tanpa sadar nyaman lalu tanpa sadar menumbuhkan rasa perasa. 

karakter-karakter dalam Pancasila harus didorong agar di dalam bermedia sosial kota bisa bisa menunjukkan karakter yang baik. Karakter Pancasila akan bisa terlihat jika dibiasakan setiap kali akan mengunggah unggahan apapun di media sosial.

Mungkin cukup pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan kita sama-sama mendapatkan ilmu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun