Dheera, seorang anak penyandang tunarungu dari NTB, menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas bisa melampaui keterbatasan. Ia belajar menenun di usia muda dan menghasilkan karya yang diakui secara nasional. Melalui keterampilannya, Dheera juga membantu keluarganya secara ekonomi.
Kisahnya menginspirasi banyak anak dan orang tua untuk tidak menyerah pada kondisi disabilitas.
4. Stephen Hawking: Jenius Fisika dengan ALS
Stephen Hawking, salah satu fisikawan terbesar di dunia, didiagnosis menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) pada usia 21 tahun dan diperkirakan hanya memiliki waktu hidup beberapa tahun. Meski penyakitnya membuat hampir seluruh tubuhnya lumpuh, Hawking tetap melanjutkan penelitian ilmiah.
Ia menghasilkan teori-teori brilian tentang lubang hitam dan kosmologi, serta menulis buku terkenal A Brief History of Time. Hingga akhir hayatnya, ia menjadi simbol kegigihan intelektual dan keberanian menghadapi keterbatasan fisik.
5. Gita R. Sessa: Penulis dan Aktivis Tuna Netra dari Indonesia
Gita, seorang penyandang tunanetra sejak kecil, adalah seorang penulis buku dan aktivis inklusi di Indonesia. Ia menginspirasi banyak orang melalui tulisannya yang menggambarkan pengalaman hidupnya sebagai tunanetra.
Melalui kegiatannya, Gita terus mengadvokasi akses pendidikan dan pekerjaan untuk penyandang disabilitas. Pesannya adalah bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkontribusi bagi masyarakat.
6. Marlee Matlin: Aktris Hollywood Penyandang Tunarungu
Marlee Matlin menjadi aktris tunarungu pertama yang memenangkan Academy Award (Oscar) untuk perannya dalam film Children of a Lesser God (1986). Kesuksesannya membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki tempat di dunia hiburan.
Selain berkarier sebagai aktris, Marlee juga aktif dalam kampanye kesadaran untuk komunitas tunarungu dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat.