Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita-Cerita Inspiratif dari Para Penyandang Disabilitas

3 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari disabilitas sedunia diperingati hari ini tepatnya tanggal  3 Desember 2024, dengan memgusung tema," Memperkuat Kepemimpinan penyandang disbilitas untuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis kali ini akan mengangkat tentang cerita-cerita  inspiratif dari beberapa penyandang disabilitas yang telah membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan:

1. Nick Vujicic: Tanpa Tangan dan Kaki, tetapi Penuh Inspirasi

Nick Vujicic lahir tanpa tangan dan kaki akibat sindrom langka tetra-amelia. Meski sempat mengalami masa sulit, termasuk perundungan saat kecil, Nick menemukan kekuatan dalam dirinya untuk menginspirasi orang lain.

Kini, ia adalah seorang pembicara motivasi internasional, penulis buku, dan pendiri organisasi Life Without Limbs. Nick berkeliling dunia untuk menyampaikan pesan tentang harapan, keyakinan, dan semangat hidup. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah, "Attitude is altitude" (Sikap adalah ketinggian).

2. Naja Hudia Afifurrahman menderita kelumpuhan otak

Profil Naja Hudia Afifurrahman dilahirkan di NTB  pada tanggal 16 Februari 2012, hafiz Al-Qur'an Indonesia yang menjadi juara 2 Hafiz Cilik Indonesia 2019, adalah sebagai berikut:

Naja merupakan anak pertama dari pasangan Agusfian Hidayatullah dan Dahlia Andayani. Ia menderita kelumpuhan otak yang membuatnya memiliki keterbatasan fisik. Namun, Naja mampu menghafal 30 juz Al-Qur'an dalam waktu 10 bulan. 

Naja bisa menghafal Al-Qur'an karena memiliki kemampuan pendengaran yang sempurna. Ia bisa merekam petunjuk dari ibunya dengan akurat. Dahlia akan memberi tahu Naja surah apa, ayat dan halaman berapa, kemudian Naja melafazkannya

3. Dheera Aljannah: Penenun Cilik dari Indonesia

Dheera, seorang anak penyandang tunarungu dari NTB, menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas bisa melampaui keterbatasan. Ia belajar menenun di usia muda dan menghasilkan karya yang diakui secara nasional. Melalui keterampilannya, Dheera juga membantu keluarganya secara ekonomi.

Kisahnya menginspirasi banyak anak dan orang tua untuk tidak menyerah pada kondisi disabilitas.

4. Stephen Hawking: Jenius Fisika dengan ALS

Stephen Hawking, salah satu fisikawan terbesar di dunia, didiagnosis menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) pada usia 21 tahun dan diperkirakan hanya memiliki waktu hidup beberapa tahun. Meski penyakitnya membuat hampir seluruh tubuhnya lumpuh, Hawking tetap melanjutkan penelitian ilmiah.

Ia menghasilkan teori-teori brilian tentang lubang hitam dan kosmologi, serta menulis buku terkenal A Brief History of Time. Hingga akhir hayatnya, ia menjadi simbol kegigihan intelektual dan keberanian menghadapi keterbatasan fisik.

5. Gita R. Sessa: Penulis dan Aktivis Tuna Netra dari Indonesia

Gita, seorang penyandang tunanetra sejak kecil, adalah seorang penulis buku dan aktivis inklusi di Indonesia. Ia menginspirasi banyak orang melalui tulisannya yang menggambarkan pengalaman hidupnya sebagai tunanetra.

Melalui kegiatannya, Gita terus mengadvokasi akses pendidikan dan pekerjaan untuk penyandang disabilitas. Pesannya adalah bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkontribusi bagi masyarakat.

6. Marlee Matlin: Aktris Hollywood Penyandang Tunarungu

Marlee Matlin menjadi aktris tunarungu pertama yang memenangkan Academy Award (Oscar) untuk perannya dalam film Children of a Lesser God (1986). Kesuksesannya membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki tempat di dunia hiburan.

Selain berkarier sebagai aktris, Marlee juga aktif dalam kampanye kesadaran untuk komunitas tunarungu dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat.

7. Bambang Riyanto: Pemilik Bisnis Kerajinan di Yogyakarta

Bambang Riyanto, seorang penyandang disabilitas fisik asal Yogyakarta, mendirikan usaha kerajinan tangan dari limbah kayu. Ia mempekerjakan penyandang disabilitas lain di desanya, memberikan mereka kesempatan untuk bekerja dan mandiri secara ekonomi.

Kisah Bambang menjadi inspirasi bahwa disabilitas bukan hambatan untuk membantu orang lain dan menjadi agen perubahan.

Dari beberapa cerita inspiratif inimasih banyak anak-anak disabilitas yang mampu mengembangkan potensinya agar lebih dikenal dan mendunia.

Pesan dari Kisah-Kisah Ini

Kisah-kisah di atas mengajarkan bahwa:

1. Keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan luar biasa.

2. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam mendorong potensi seseorang.

3. Semangat, keberanian, dan ketekunan dapat mengubah tantangan menjadi peluang.

Cerita-cerita ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk melihat potensi di balik keterbatasan dan menciptakan dunia yang lebih inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun