SMPN 5 Kudus bertempat di Bangunan Cagar Budaya dan Inovasinya.
SMPN 5 Kudus berlokasi di Jalan Sunan Muria No. 58, Barongan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Meskipun terletak di tengah kota dan memiliki keterbatasan lahan, sekolah ini berhasil menampung 751 siswa dan dikenal sebagai salah satu sekolah favorit di Kudus.
Sejarah Singkat SMPN 5 Kudus
Sekolah ini memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tanggal 1 April 1944 dengan nama STP I (Sekolah Teknik Pertama). Kemudian, berubah menjadi STN II Kudus, yang menawarkan jurusan besi, kayu, dan batu, di bawah kepemimpinan Bapak R. Handojosumarto. Pada tahun 1956, STP menjadi STN dengan program tiga tahun dan fokus pada jurusan mesin serta listrik. Perubahan ini menandai tonggak penting dalam sejarah sekolah, yang terus berkembang menjadi lembaga pendidikan berkualitas.
Pada tahun 1959, SMPN 5 Kudus mulai melakukan pengembangan fasilitas dengan membangun ruangan khusus untuk praktik mesin. Hingga saat ini, sekolah terus berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman.
SMPN 5 Kudus Saat Ini
Dipimpin oleh Bapak Abdul Rochim, S.Pd, M.Pd, SMPN 5 Kudus memiliki akreditasi A, menandakan bahwa kualitas pendidikannya memenuhi standar nasional. Sekolah ini aktif meraih prestasi di berbagai kompetisi, baik akademik maupun non-akademik, di tingkat kabupaten dan provinsi. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Jurnalis, Band, Paskibraka, Tari, dan Karawitan turut menjadi daya tarik bagi siswa.
Bangunan Cagar Budaya di SMPN 5 Kudus
Salah satu keunikan sekolah ini adalah keberadaan bangunan cagar budaya yang kini difungsikan sebagai ruang UKS, kelas 7E dan 7D, ruang Bimbingan Konseling, serta ruang karawitan. Bangunan cagar budaya adalah bagian penting dari sejarah, budaya, dan arsitektur yang perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini melibatkan edukasi, perawatan bangunan, serta pelaporan jika terdapat tindakan merusak.
Inovasi di SMPN 5 Kudus
Sekolah ini melakukan berbagai inovasi, termasuk:
Aplikasi Si Andung: Dikembangkan untuk mengurangi kasus perundungan di sekolah. Aplikasi ini memiliki fitur edukasi tentang bullying, konsultasi masalah dengan guru dan orang tua, serta pengembangan kompetensi siswa. Aplikasi dapat diakses melalui situs web SMPN 5 Kudus, barcode, atau tautan tertentu.
Pin Karakter: Siswa diwajibkan mengenakan pin yang mencerminkan karakter positif seperti murah senyum, cerdas, kreatif, dan suka menolong, dll. Ada 32 jenis pin yang digunakan untuk menumbuhkan budaya disiplin positif.
Ratulica (Rajin Tulis dan Baca): Program literasi ini menghasilkan beberapa antologi dan mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan membaca dan menulis.
Testimoni Siswa
Aiko, salah satu siswa SMPN 5 Kudus, mengungkapkan bahwa awalnya sekolah ini bukan pilihannya. Namun, setelah menjalani aktivitas di sekolah, khususnya melalui kegiatan jurnalis cilik, Aiko merasa sangat menikmati proses belajar yang dinamis dan praktis. Dengan gaya belajar kinestetik, ia dapat belajar sambil praktik, menjadikan kegiatan belajar semakin menyenangkan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya.
Sumber :
smp5kudus.sch.id
Dari hasil wawancara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI