Ketika kata ini disebut aku selalu teringat para wanita tangguh yang ada di sekelilingku, yang pertama adalah Ibuku, yang kedua adalah simbokku dan yang ketiga adalah guruku.
Profil ibuku adalah seorang guru yang sederhana dengan diberikan multi talenta yang luar biasa dari keahlian memasak, menyanyi, olahragawati, guru hingga menjadi ibu yang aku sukai.
Ketika mendidik kami tak ada bentakan tapi  ada beberapa komitmen yang dituangkan tanpa terlihat memaksakan. Mendidik dari hal-hal sederhana hingga hal yang luar biasa dan itu kamj lakukan sebagai anak tanpa ada keterpaksaan. Ketika belajar tak ada paksaan tapi semua dibangun dengan kesadaran karena sejak kecil dibiasakan untuk berkomunikasi apapun kondisi yang kami hadapi, apresiasipun selalu diberi jika kita memberikan hal2 yang baik dimatanya.
Selalu ingin berbuat baik kepada siapapun dan berlaku jujur serta semangat yang tak pernah padam ketika harus membesarkan anak-anaknya sendirian. Di akhir setiap percakapan ketika kesulitan menghadang, Alloh swt pasti akan menolong kita.
Pola membaca diawali dengan mendongeng melalui buku cerita, kaset atau pengalaman beliau sehari-hari dalam mengajar.
Penghasilan yang diterima kadang hanya cukup untuk beberapa waktu saja, dia tak pernah lelah untuk mencari penghasilan tambahan, dari mengajar guru private hingga membuka kantin di sekolah hingga jualan es lilin agar kami bisa aekolah dan ikut les yang menurutnya bisa membentuk karakter kami.
Ibu, setiap lelahmu tak mungkin bisa kami balas, semoga jadi amal jariyah yang akan bisa kami tiru di sisa hidupku.
Wanita kedua yang tak kalah hebatnya adalah simboku, dia adalah kakak  kandung dari Bapakku yang sudah ikut kami belasan tahun lamanya dan anaknya satu orang.
Dari mulutnya keluar tentang aktifitas simbah, yaitu orang tuanya serta cerita tentang  ayahku ketika masa kecil. Simbokku ini adalah orang terdekatku, dan saya sangat sayang dengan beliau.
Ketika ibuku membuka kantik, simboklah yang memasa aneka ragam makanan dari asinan hingga es mambo dari pisang goreng hingga lontong. Kala itu ada acara 17 agustus dan acara puncak adalah penyetelan film layar lebar ditengah lapang, jika hujan para penontonnya akan bubar untuk mencari tempat aman. Setiap yang dijual akan habis karena memang enak bukan buatan.
Setiap aku sakit dia akan membelikan buah salak supaya aki mau makan dan tidak sakit lagi,karena aku palimg suka dengan buah salak. Buah kulit sisik itu menjadi buah favoritku.
Ketika aku kecil pernah menderita sakit tampah hingga tak sadar, hingga kain selendang diputari sekitar tempat tidurkj hingga mulutnya komat kamit, berdoa agar aku diberikan keaembuhan.
Simbok bagiku adalah ibu kedua setelah ibuku, dia akan membimbjngku ke arah yang baik yaitu tetap baik walau ada yang jahat denganmu. Dan nasehat itu begitu berarti bagi hidupku kini.
Ibu yang ketiga buatku adalah seorang guru, namanya Ibu Surahmi, orang kecil, wajah manis dan rambut agak ikal dan rambut ikal mayang.
Sikap khasnya adalah menungguku setiap pagi dengan setangkup roti sebagai sarapan pagiku, karena perjalananku yang lumayan jauh. Isinya berganti-ganti.
Bu guru  selaku mendampingiku di kelas, yah beliau adalah ibu ketigaku, kami dekat karena kami sayang.
Semoga ibuku, simbokku dan ibu guru diberikan tempat yang terbaik dan apa yang telah dilakukan membentuk pribadi dan karakter yang aku miliki, setiap orang tak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Alloh swt.
Selamat hari ibu, untuk seluruh ibu dimana saja. Karena menjadi ibu itu sungguh luar biasa, dibutuhkan keikhlasan, doa dan rasa syukur agar apa yang kita lakukan bisa jadi tauladan dan butiran amal yang akan Alloh catat dan menjadi pemberat timbangan amal hingga kita bisa masuk surganya.amiin yra.
Sidrap, 221222
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H