Dari pengamatan ini menggelitik hati saya untuk bertanya mengapa tak menyediakan tempat sampah, dia berpendapat bahwa sejak dua tahun ini sekolah ini sudah menerapkan "zero waste", atau nol sampah, penyataan ini bikin saya kagum, bagaimana menerapkan di sekolah yang luas ini. Di sekolah ini terintegrasi, paud, sd dan jenjang SMP.
Usut punya usut, serbet itu salah satu strategi pertama yang diterapkan di sekolah tersebut dalam rangka meminimalkan sampah tisu masing-masing anak harus membawa serbet dari rumah. Strategi yang kedua adalah setiap anak diwajibkan membawa tumbler dan wadah makanan dan di sudut-sudut ruangan ditempatkan dispenser untuk memudahkan anak-anak mengambil minuman. Dan Strategi Ketiga mereka dianjurkan untuk membawa kantong kain, yang berfungsi untuk membawa sisa-sisa bahan hasil prakarya anak-anak yang dikerjakan di sekolah, jadi mereka tak meninggalkan sampah di sekolah.
Kurikulum yang diterapkan adalah mengacu pada Kurikulum 13 , dipadukan dengan kurikulum sekolah yang berpedoman pada ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Olah Rasa, Olah Raga, Olah Pikir dan Olah Hati sudah beliau terapkan sejak dulu. Sekolah ini berdiri sejak 2001 dan lagu tiga stanza sudah beliau terapkan sebelum Kemdikbud mewajibkan lagu tiga stanza karena justru lagi ini punya makna mendalam bagi warga sekolah. Nasehat Luqman dalam mendidik anak-anaknya ternyata sudah beliau ucapkan dalam bentuk ikrar Sekolah SD Bani Hasyim.Â
Kurikulumnya pun sudah menggunakan kurikulum 13 tetapi diturunkan dalam beberapa program yang dituangkan dalam sebuah program kegiatan antara lain Ketundukan (sholat dhuha, sholat tepat waktu, empati atau berbagi ), Khilafah atau Kepemimpinan, Agro, permainan tradisional  Tolabul Ilmi (Literasi), senandung kebangsaan, Psikologi catur, Pekan busana dan bahasa daerah, Tokoh dan ilmuwan Muslim, Olahraga dan outbond, Pengembangan minat dan bakat, dan program khusus (Bahasa asing).
Kami diajak berkeliling mengamati kegiatan pembelajaran di dalam kelas, ada pojok ruangan diberi sekat , disana jadi ajang anak-anak unjuk kreatifitas dalam mempresentasikan materi sesuai tema, saat itu kegiatan mereka berbasis project.
Pembelajaran dilakukan dengan cara menyenangkan dan setiap kegiatan ada yang berbasis project, unjuk karya atau fieldtrip ke beberapa tempat sesuai dengan tema yang dilakukan.Â
Evaluasi terhadap unjuk karyapun direkam dalam video dan disampaikan kembali kepada anak-anak dan diberikan evaluasi oleh guru contoh suaramu terlalu pelan atau ada hal-hal yang belum tersampaikan tentang penyajian tersebut. Karena hasil pembelajaran mereka itu akan diupload di media sosial. Mereka diajarkan menggunakan komputer dan ada yang diajarkan untuk membuat blog khususnya yang kelas tinggi.Â
Buku panduan pembelajaran mereka susun tersendiri dengan tetap mengacu pada tema-tema yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yang menjadi satu benang merah dengan menciptakan 2 tokoh karakter yaitu 1 guru wanita dan 1 guru pria serta 3 tokoh karakter  anak, dengan petualangan mereka dalam kegiatan pembelajaran, seru dan buku tersebut mengangkat kisah-kisah yang dekat dengan siatuasi yang mereka alami sehari-hari.
Kegiatan yang tertuang dalam program pembelajaran itu dituangkan dalam pembiasaan-pembiasaan salah satunya strategi menghadapi tamu, menulis buku harian, ibadah dhuha dan sholat tepat waktu, dll.
Di depan kelas ada rak-rak tanaman yang tertata rapi dan masing-masing pot tertulis nama-nama siswa yang ada di dalam kelas, ya mereka diajarkan untuk bertanggungjawab terhadap tanaman yang dimilikinya, menurut guru selain mereka diharapkan peduli juga empati terhadap menjaga keanekaragaman hayati selain itu tanaman-tanaman itu bisa dijadikan pembelajaran.