Sekolah yang bersih dan asri adalah keinginan kita semua, karena menurut riset dan penelitian jika sekolah itu bersih maka akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya sedangkan jika sekolah itu rimbun maka kesejukan akan juga menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah.
SD Bani Hasyim yang terletak di kecamatan Singosari Kabupaten Malang, sekolah yang berdiri di atas sebuah pemukiman adalah sekolah yang digagas oleh salah satu Keturunan Raja Mulawarman dari Kabupaten Tenggarong, SD Swasta yang memiliki lahan luas dan fasilitas yang memadai membuat sekolah ini banyak diminati oleh para wali murid di sekitar Kabupaten Malang. Sekolah yang dipimpin oleh Ibu Qurrota'yun yang awalnya adalah seorang Guru Pengajar Agama Islam dan sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah kurang lebih enam tahun lamanya membuat trobosan baru pada tahun 2019 yaitu zero waste atau tidak ada sampah di sekolah.Â
Setiap Guru, wali murid dan peserta didik termasuk warga sekolah lainnya berupaya untuk membawa bekal ke sekolah dan setiap anak diharuskan untuk membawa sapu tangan, kantung kain jika ada sampah sisa pembelajaran dan akan dibawa pulang...alhasil sekolah jadi terlihat bersih dan sang tukang kebunpun merasa bahagia karena pekerjaannya menjadi berkurang.
Judul diatas dengan tulisan 3 Benda ajaib, ini adalah ide dari salah satu Guru di Sekolah yang berdiri di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, di atas lahan seluas 2 hektar, saya berkunjung ke sana ketika akan mengadakan penilaian lomba budaya mutu, waktu itu saat pertemuan dengan Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan Beberapa Murid kami ditempatkan di  sebuah ruangan yang ada foto salah satu pendiri sekolah tersebut yaitu dari Sultan Tenggarong.
Kehadiran penulis disambut seperti keluarga dan ditempatkan di ruang tamu khusus sampai tercetus di komentar salah satu wali murid yang hadir bahwa selama bersekolah disini belum pernah memasuki ruangan ini dan di dinding tergambar salah satu pendiri dari Sekolah Bani Hasyim.
Berarti kita semua dianggap sebagai tamu spesial dan kami semua tertawa, acara ini dihadiri oleh Pengawas ibu Katmi dan Bapak Korwil Kabupaten Malang, Bapak Ari sebagai wakil Yayasan dan Ibu Qurrota'yun selaku Kepala Sekolah dan beberapa wali santri merek menyebutnya .Â
Petugas memberikan sedikit sambutan tentang Kisah Gadis Kecil di depan Jendela yang dikarang oleh Toto Chan dan pada prinsipnya setiap anak dihargai oleh sekolah apapun kondisinya.
Pengenalan tentang sekolah Bani Hasyim awalnya dikenalkan oleh Bapak Ari dan dilanjutkan oleh Testimoni para wali santri bahwa anak-anak mereka ketika keluar dari sekolah pembiasaan yang di sekolah sampai terbawa di rumah dan itu ditularkan oleh siswa kepada seluruh anggota keluarganya. Dan masih menurut wali santri anak-anaknya lebih mandiri dan ketika keluar dari SD Bani Hasyim tidak kalah dengan mereka.
Sistem penerimaan siswa baru hanya berpedoman pada wawancara antara Siswa, orang tua dan tes psikologi yang mereka menyebutkan psikologi papan catur.Â
Dimana sang anak diberikan aecarik kertas dan diharuskan menuangkan dalam bentuk karya. Hasilnya akan dibacakan kompetensi anak, minat bakat anak serta gaya belajar anak. Setiap anak berkesampatan untuk menjadi murid Bani Hasyim dan mereka juga menerima peserta didik yang tidak mampu serta anak yang berkebutuhan khusus.
Hal yang menarik bagi saya adalah tak nampak tempat sampah disudut ruangan tetapi di meja hanya tampak serbet dari kain tak terlihat tisue yang sering digunakan.