Warisan Batik Nusantara yang Mendunia
Â
Â
Batik adalah warisan bangsa Indonesia yang kini mendunia karena memiliki nilai seni yang tinggi. Batik yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang  tak ada bandingan nya baik dalam desain atau motif maupun prosesnya. Mengutip dari ensiklopedia batik bersal dari gabungan dua kata dalam bahasa jawa yaitu Amba dan  Titik. "Amba" artinya kain dan "Titik" adalah cara memberi motif pada kain menggunakan malam cair dengan cara di titik -- titik.Â
Â
Adanya pengakuan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya Indonesia merupakan sebuah pengakuan yang luar biasa. Pengakuan tersebut menandai perjuangan Indonesia membuktikan betapa khasnya batik sebagai budaya Indonesia. Batik pernah diklaim oleh negara tetangga, Malaysia, dan mereka pun pernah melayangkan keberatan atas pengakuan UNESCO tersebut.
Â
 Seni membatik umumnya dilakuakn di atas selembar kain dengan menggunakan lilin khusus. Gambar-gambar yang di hasilakan dari teknik membatik pun sangat beragam, sesuai dengan ciri khas daerah asalnya. Makna filosofis yang terkandung dalam motif batik pun begitu kuat dan kental dengan adat istiadat, terutama bagi masyarat jawa.  Awalnya, batik diidentikkan sebagai kain tradisional Nusantara. Batik merupakan kerajinan asli yang banyak ditemui di berbagai wilayah Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura, Tasikmalaya, dan Cirebon. Bahkan di daerah Sumatra dan Kalimantan juga terdapat para perajin batik. Setidaknya 23 provinsi di Indonesia memiliki batik dengan corak kekhasan lokalnya sendiri.
Â
Batik di lingkungan istana Mataram pada mulanya hanya digunakan oleh kalangan kerajaan, untuk busana sultan beserta keluarganya, dan para pembesar keraton. Motif batik yang digunakan konon diilhami dari hasil meditasi dan puasa sang sultan. Kain batik yang dibuat dalam lingkungan keraton ini hanya boleh dipakai oleh kalangan keraton saja, dan dikenal dengan motif batik larangan. Beberapa motif batik larangan misalnya adalah motif parang, parang rusak, cemukiran, sawat, udan liris, semen, dan alas-alasan.
Â
Kesenian membatik kemudian berkembang di luar lingkungan keraton, dan lambat laun teknik membatik dikuasai oleh kalangan rakyat biasa di berbagai daerah Nusantara. Di Jawa, batik berkembang pesat di luar Surakarta dan Yogyakarta, terutama di daerah pesisir. Beberapa pusat batik di pesisir Jawa antara lain adalah di daerah Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Kudus, dan Tuban. Motif batik yang berkembang di luar lingkungan keraton, ada yang masih mempertahankan makna dan filosofi, tetapi ada juga yang hanya mementingkan aspek estetika dan keindahan visual semata.
Â
Terlepas dari proses asli membatik yang merujuk pada teknik menggambar yang melibatkan lilin, canting, dan peralatan khusus lainnya, batik saat ini juga telah diproduksi dengan berbagai teknik produksi modern. Motif batik juga telah berkembang dalam dunia seni visual, dengan lahirnya motif-motif kontemporer yang menggabungkan motif batik klasik dengan unsur-unsur visual dan filosofi modern. Motif batik kontemporer tidak hanya dapat dijumpai pada produk-produk busana saja, tetapi juga pada produk-produk kreatif lainnya.
Â
Â
Nama        : Diah Yuna
Â
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â : 211010550847
Â
Kelas        : 01SMJP005
Â
Mata Kuliah   : Bahasa Indonesia
Â
Dosen        : Bpk. Styo Budi Utomo S.Pdi., M. M
Â
Prodi        : Manajemen  S1 , Universitas Pamulang.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H