Mohon tunggu...
Diah Fitri Patriani
Diah Fitri Patriani Mohon Tunggu... Guru - Muslimah Pemerhati Umat

Muslimah Pemerhati Umat di kota Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resesi

12 Januari 2024   11:21 Diperbarui: 12 Januari 2024   11:21 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: SINDOnews.com

Oleh: Diah

Resesi

Bukti sekaratnya sistem ekonomi

Inflasi tak terkendali

Harga harga berfluktuasi

Uang kertas tak ada harga diri

Makin langkanya subsidi, rakyat mesti berjuang seorang diri

Resesi

Gelombang tsunami ekonomi

Pabrik-pabrik tak lagi mampu berdiri

Para buruh tak punya jalan lari kecuali hanya gigit jari

Pekerjaan pun terhenti.

Demi sesuap nasi segalanya harus di ikhtiari setengah mati

Resesi

Tak dapat dibayangkan lagi bagaimana nasib negeri ini.

Pejabatnya sibuk korupsi dan cari posisi

Rakyatnya sekarat bertaruh hidup dan mati

Para Emak terpaksa keluar rumah bertaruh rezeki demi susu anak dapat terbeli

Tak lagi memikirkan nyali cara haram pun dipergauli

 

Resesi

Menerjang kemapanan ekonomi

Menghadirkan berjuta kepedihan dan terus menangisi

Menggulung segala mimpi

Menenggelamkan harapan melahirkan benci

Menelanjangi demokrasi hak asasi tercederai

Resesi

Berkali-kali berharap perubahan pada setiap lima tahun sekali

Wadah yang kotor hanya akan melahirkan makanan penuh bakteri

Piringnya yang harus diganti!

Tanyakan pada calon-calon pemimpin negeri

Ridha tiidak diatur oleh aturan Tuhan pemilik langit dan bumi

Resesi

Sejarah sudah menngajari siklus inflasi berulang terjadi

Wajar karena yang merancang hanya manusia ajzi

Tanya pada kandidat pemimpin negeri

Siap tidak melakukan perubahan haqiqi

Menerapkan Islam sistem Illahi Rabbi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun