Mohon tunggu...
Diah AyuPraharani
Diah AyuPraharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Neurostorytelling, Kisah dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

25 Juli 2023   19:57 Diperbarui: 25 Juli 2023   19:58 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Saintifik

Kisah Saintifik atau biasa disebut dengan neurostorytelling merupakan kisah yang dapat mengoptimalkan fungsi otak anak usia dini. Kisah ini merupakan kisah yang bersifat rasional karena didasari dengan Karakteristik anak yang imajenatif dan kreatif. Kata neurostorytelling sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu neurosains dan storytelling yang memiliki arti sebuah cerita yang didalamnya dapat mengasah kemampuan kreativitas, imajinasi, rasional, motivasional, dan inspiratif dan tidak terdapat unsur seks, porno dan mistik (Suyadi, 2018). Dengan memperdengarkan anak cerita -cerita motivasi pada anak maka otak anak akan menjadi aktif seperti otak orang dewasa melakukan kegiatan yang bermanfaat, sehingga anak akan mengembangkan kreativitas atau kerja otak yang optimal melalui stimulus (cerita/kisah Saintifik) yang mereka terima. (Hasanah,.et.al, 2023).

KESIMPULAN 

Mendongeng merupakan sarana pengembangan moral, kepribadian serta karakter anak usia dini. Hal ini dikarenakan baik (orang tua) maupun pendengar (dalam hal ini anak usia dini) mendapatkan manfaat dari kegiatan bercerita. Mendongeng juga dapat diartikan sebagai sarana yang dapat mengembangkan kemampuan keterampilan verbal, pemahaman, konsentrasi, mendengarkan dan dapat menambah kosa kata tangan anak miliki. Dalam aspek sosial emosial mendongeng dapat mempercepat interaksi antara pendongeng dan anak itu sendiri. Selain itu, memilih cerita yang akan diberikan pada anak menjadi faktor penting bagi perkembangan otak anak. Karena ada beberapa kisah yang tidak baik bagi otak anak seperti cerita robotik yang berpotensi merusak otak atau cara berpikir anak yang seringkali bersifat negatif, Cerita akademik yang berfokus pada pengembangan kemampuan akademik, khususnya membaca, menulis dan berhitung. Sehingga dapat membosani otak anak dan membuat anak setress. Oleh karena itu hendaknya pemilihan cerita harus bersifat saintifik Yang mana kisah ini menggabungkan neurosains dan storytelling untuk mendeskripsikan kreatif, imajinatif, inspiratif, rasional dan motivatif, jauh dari unsur mistis dan seksual (pornografi) yang didefinisikan sebagai sebuah cerita.

RUJUKAN

Alparisi, S., Bagaskarya, R. and Azhari, S., (2021). Implikasi Model Pembelajaran Terhadap Brain Development (Neurosains). Jurnal smart paud 4(1), 23-18. [Viewed 31 March 2023]. Available from: http://ojs.uho.ac.id/index.php/smartpaud/article/view/9936 

Hariyani, (2008). Mencerdaskan Anak Dengan Dongeng. Jurnal pengembangan ilmu ke TK-an 1(2), 65-74. [Viewed 2 April 2023]. Available from: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Haryani,%208.Pd./Mencerdaskan%20anak%20dengan %20dongeng.pdf 

Harahap, R. A. S. (2019). Membangun Kecerdasan Anak Melalui Dongeng. Jurnal pendidikan Islam anak usia dini 1(2), Retrieved May 11, 2023, from https://journal.uir.ac.id/index.php/generasiemas/article/view/3302 

Hasanah , U., Yudhira, A., & Sitepi, K. (2023). Melatih dan Mengembangkan Kreativitas Serta Keterampilan Anak Melalui Dongeng. Journal of Entrepreneurship and Community Innovations, 2(1), Retrieved May 11, 2023, from https://academicjournal.yarsi.ac.id/ojs3/index.php/jeci/article/view/42 

Kartini, , Darmiyanti, A. and Riana, N., (2022). Metode Mendongeng Kisah Nabi Dalam Penanaman Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini7(1), [Viewed 2 April 2023]. Available from: https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/5045 

Kurniawan, H., (2013). Keajaiban Mendongeng. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. pp. 7-39.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun