Mohon tunggu...
Diah Mardiah
Diah Mardiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru yang penuh semangat demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang Berkarakter, beriman dan berakhlak. Mempunyai hobi membaca....semoga disini saya dapat menuangkan tulisan karya saya dan bermanfaat bagi semua pembaca..Aamiin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Membangun Pendidikan di Era Digital

30 November 2023   21:09 Diperbarui: 30 November 2023   22:16 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERAN GURU DALAM MEBANGUN PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

Oleh Diah Mardiah S.Pd.I

                                                                                                                              BAB I

                                                                                                                     PENDAHULUAN

  • Latar Belakang 

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan zaman, peran guru dalam membangun pendidikan mengalami perubahan yang signifikan, terutama di era digital. Guru tidak hanya menjadi pengajar yang menyampaikan pengetahuan dari buku teks kepada siswa, namun juga menjadi fasilitator pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran.

Seorang guru bukan hanya menjalankan profesinya sebagai pekerjaan semata, tetapi juga sebagai panggilan hati. Dari awal memilih menjadi guru, banyak di antara mereka yang merasakan panggilan dari orangtua, cita-cita untuk berbagi ilmu, dan kebanggaan ketika pertama kali mengajar. Guru mengajar dengan tulus dan ikhlas, tidak mengharapkan imbalan materi, namun dengan harapan besar dapat membentuk generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia.

Namun, peran guru di era digital ini juga tidak terlepas dari berbagai tantangan. Banyak guru, terutama guru honorer, yang harus berjuang untuk mengatasi masalah finansial agar bisa terus mengabdikan ilmunya. Meskipun honor yang diterima seringkali minim, semangat guru dalam mendidik tidak pernah pudar. Mereka adalah pilar utama dalam membangun pendidikan, menggantikan peran orangtua yang merawat anak-anaknya.

Pemerintah dan berbagai program pendidikan telah memberikan dukungan bagi guru-guru, termasuk program Guru Penggerak. Program ini memberikan kesempatan kepada guru, termasuk guru honorer, untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka dalam mengajar. Guru Penggerak diharapkan dapat menjadi guru profesional yang mampu mengembangkan kompetensi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan untuk mendidik generasi penerus bangsa.

Dalam konteks ini, peran guru sebagai Guru Penggerak memiliki tantangan dan tanggung jawab yang lebih besar. Mereka diharapkan mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, menciptakan inovasi, dan memberikan inspirasi kepada peserta didik. Selain itu, mereka juga harus menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam upaya memajukan pendidikan, termasuk berbagai hambatan dalam organisasi program-program pendidikan.

Dalam bab ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang peran guru dalam membangun pendidikan di era digital, tantangan yang dihadapi, serta bagaimana guru dapat mengatasi dan menghadapinya dengan baik. Semangat dan dedikasi guru dalam memberikan pendidikan yang bermakna akan menjadi fokus utama dalam pembahasan berikutnya.

  • Penyebab Masalah 

Berdasarkan tulisan tersebut, beberapa penyebab masalah yang mungkin telah dihadapi oleh seorang guru di era digital  adalah:

  • Masalah Finansial: Guru honorer seringkali menghadapi masalah finansial yang signifikan, karena honor yang diterima seringkali minim. Mereka harus mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri dan keluarga.
  • Komitmen Terhadap Pekerjaan: Meskipun menghadapi masalah finansial, banyak guru tetap berkomitmen terhadap profesi mereka sebagai guru. Mereka merasa panggilan hati dan memiliki keinginan kuat untuk memberikan pendidikan yang bermakna kepada generasi penerus bangsa.
  • Tantangan Interaksi dengan Orang Lain: Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru terkadang harus berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, komite, dan wali murid. Tantangan ini bisa muncul saat terjadi perbedaan pendapat atau ketidaksetujuan, seperti yang terjadi dalam perbedaan hasil pemeriksaan mata yang telah di sebutkan.
  • Penyesuaian dengan Era Digital: Guru juga harus beradaptasi dengan perubahan zaman dan teknologi. Mereka perlu mengembangkan kompetensi dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Keterbatasan Sumber Daya: Sumber daya terbatas, baik dalam bentuk anggaran maupun sarana prasarana, juga dapat menjadi masalah dalam menjalankan tugas pendidikan.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, seorang guru, terutama yang terlibat dalam program Guru Penggerak, berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan kreativitas, kerja sama, dan komitmen tinggi untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Selain itu, kerja sama dengan berbagai pihak seperti kepala sekolah, komite, dan wali murid juga menjadi faktor penting dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul.

                                                                                                                                BAB II 

                                                                                                                         PEMBAHASAN

 

  • A. Kajian Literatur dan Teori
  • Peran guru dalam pendidikan telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan zaman. Berikut adalah kajian literatur dari beberapa ahli mengenai peran guru dalam membangun pendidikan di era digital:

  • Michael Fullan: Michael Fullan, seorang ahli pendidikan terkemuka, menekankan pentingnya guru sebagai pemimpin dalam transformasi pendidikan. Ia berpendapat bahwa guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.
  • Larry Cuban: Larry Cuban, seorang peneliti pendidikan, menyoroti peran guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Ia berpendapat bahwa guru harus memiliki keterampilan untuk memanfaatkan teknologi dengan baik agar dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
  • Tjeerd Plomp: Tjeerd Plomp, seorang ahli dalam bidang pendidikan teknologi, menekankan bahwa peran guru di era digital tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam menggunakan teknologi dalam proses belajar-mengajar.
  • Linda Darling-Hammond: Linda Darling-Hammond, seorang pakar pendidikan, menyoroti pentingnya pelatihan dan pengembangan guru dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Ia berpendapat bahwa guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
  • John Hattie: John Hattie, seorang peneliti dalam bidang pendidikan, menekankan bahwa efektivitas guru adalah faktor kunci dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam era digital, guru perlu menggabungkan keterampilan mengajar tradisional dengan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak.
  • B. Kajian Literatur Menurut Realita  

Menjadi seorang guru selain mengamalkan ilmu yang sudah di pelajari dibangku kuliah adalah cita - cita. Dari awal memilih menjadi guru adalah harapan orangtua, ketika pertama kali mengajar bertemu dengan anak didik rasanya bangga, dan mengajar pun tulus ikhlas tidak mengharapkan imbalan apapun.

Program di sekolah maupun luar sekolah di ikuti agar dapat pengalaman baru, meskipun honor yang dibayarkan hanya sekedarnya, akan tetapi terobati dengan senyum bahagia ketika mengajar bertemu dengan murid di sekolah. Teriring waktu berubah ketika guru sudah berumah tangga dan ada keluarga yang dinafkahinya,usia pun bertamabah, akan tetapi rasa perhatian sang guru tidak berubah terhadap anak didiknya.

Namun, terbentur dengan finansial membuat dilema di satu sisi ingin terus mengabdi dan mengamalkan ilmunya, tapi di sisi lain harus bisa menghidupi keluarganya. Mungkin banyak guru honorer juga yang usia nya sudah melebihi batas jika ingin memilih berhenti menjadi guru. Akan tetapi, Hatinya yang tergerak ingin selalu mengamalkan ilmu dan menebarkan kebaikan untuk generesi penerus bangsa, rasa kasih sayang mendidik siswa sudah terjalin seperti hal nya orang tua dan anaknya. Nyatanya sudah banyak murid - murid kami yang sudah sukses. Jika kami berhenti dari profersi guru ini seperti orangtua yang kehilangan anak - anaknya.

Disinilah saya tetap bertahan, banyak tantangan, walaupun usia sudah tidak muda lagi. Saya sudah cinta dunia pendidikan. Dengan adanya program yang diluncurkan Pemerintah, saya termotivasi untuk mengikuti Program Guru Penggerak yang dimana syarat nya Guru Honorer diperbolehkan untuk mengikutinya, dan Alhamdulillah saya Lulus di Program Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Purwakarta. Aktif di Kepengursan Kelompok Kerja Guru, Di komunitas Platform Merdeka Mengajar dengan menjadi Ketua komunitas Guru Pai Bersahabat dan Saung Belajar, Komunitas Kopi Pakar guru Penggerak. Disini saya menjadi coach bagi rekan sejawat dengan meberikan ilmu tentang pembuatan Aksi Nyata.

Guru Penggerak adalah Guru yang diharuskan untuk menjadi guru profesional dengan mengembangkan kompetensi bidang dan Ilmu teknologi dalam mendidik dan menjadikan generasi penerus bangsa yang cerdas. Adapun Motivasi saya mengikuti guru penggerak selain menjadikan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkompeten juga dalam mengembangkan IT . Oleh karena itu saya berkeinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi diri yang berpusat pada peserta didik. Dan memiliki keinginan untuk selalu menggali pengetahuan dan terus belajar.

Kesulitan yang saya hadapi selama menjadi ketua pelaksana program gebyar Muharram santunan anak yatim, ketika berinteraksi dan meminta kerjasama Pihak komite dan wali murid, tetapi Alhmdulillah setelah melakukan diskusi dan rapat antara Kepala sekolah, guru, komite dan wali murid maka tersusun dan terencana lah program gebyar Muharram tersebut dengan melibatkan pihak sekolah, Komite dan Wali murid  dengan membentuk kepanitiaan. Alhmdulillah dalam pelaksanaan program gebyar Muharram santunan anak yatim tidak ada kegagalan yang dihadapi karna semua panitia yang telah dibentuk bekerja dengan penuh tanggung jawab dengan tugasnya masing-masing. Dan upaya yang saya lakukan untuk tetap fokus dalam program gebyar Muharram santunan anak yatim tersebut dengan mengatur segala persiapan kepada panitia masing-masing agar program terlaksana dengan lancar.

Hasil yang didapatkan setelah berkomitmen dengan berbagai pihak untuk bekerja sama melaksakan program, saya selaku ketua pelaksana merasa dengan adanya kerjasama segala sesuatu yang asal nya sulit menjadi mudah diselesaikan, baik dalam hal menjalankan acara maupun mengatasi kebutuhan anggaran, karena berbagai masukan dan pendapat dari berbagai pihak yang di tampung dan hasilnya menyelesaikan permasalahan dengan mufakat keputusan bersama. Sehingga program pun mencapai tujuan yang diharapkan dan peserta didik dapat mengambil hikmah dari mengadakan program tersebut, menjadikan peserta didik memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap teman dan lingkungan sekitarnya.

Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan, akan tetapi bagi saya itu hal biasa karena saya sering mengalami tantangan tersebut, misalnya program yang dilaksanakan baru -baru ini yaitu Gebyar Muharram santunan anak yatim yang tentunya dilaksanakan  dimasa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan hanya d undang sekitar 30%. Kesulitan yang dihadapi ketika saya di tunjuk sebagai ketua pelaksana oleh kepala sekolah dan tentunya menjadi tanggung jawab saya, hal yang paling di utamakan itu anggaran dan kegiatan tidak bisa terlaksana tanpa pembentukan panitia terlebih dahulu, tetapi dengan bekerja sama dengan pihak sekolah, komite menimbulkan kesadaran untuk berkomitmen membantu program agar mencapai tujuan yang diharapkan.  

Selain itu demi terselenggaranya kegiatan saya selaku ketua pelaksana meminta bantuan dengan melibatkan guru-guru untuk ikut serta dalam kepanitiaan acara gebyar Muharram santunan anak yatim tersebut, ada yang di tugaskan sebagai acara, konsumsi, peralatan dan dokumentasi. Dengan demikian program tersusun dan terencana, sehingga program mencapai tujuan yang diharapkan dengan lancar.

Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah menjadikan guru yang profesional dan bisa mengoperasikan IT dengan baik untuk pembelajaran, dan peserta didik bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, selain itu metode pembelajaran yang digunakan seperti ceramah, vidio dan alat peraga lainnya yang dapat menunjang pembelajaran, sehingga menciptakan peserta didik yang cerdas dan berkompeten. Dengan bekal ilmu yang saya miliki dari guru penggerak harus memberikan inovasi dan kreatifitas kepada peserta didik. Sebagai contoh saya selalu menjadi pembina di semua bidang Lomba PAI dan menjadi ketua pelaksana dalam program PAI, ketua ekstrakurikuler, dan pembina kerohanian yang menciptakan peserta didik supaya terus berakhlak dan berkarya, serta sebagai pembina UKS yang menciptakan siswa supaya selalu hidup bersih. Sebagai guru penggerak saya juga harus mengajarkan nilai-nilai pengetahuan, keimanan dan ketakwaan agar menjadikan peserta didik yang berakhlak serta memudahkan segala pembelajaran agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik dan memiliki inovasi dan kreatifitas untuk selalu berkarya, siap mengahadapi tantangan dan rintangan.

Sebagai guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam saya memberikan inovasi dan bisa menjadikan perubahan karakter peserta didik, dari mulai adab dan sopan santun terhadap guru, orangtua dan teman, selain itu peserta didik terbiasa mencuci tangan dan berwudhu karna dengan bersih badan, pakaian dan anggota tubuh kita, belajar pun akan lebih nyaman. Program lainnya pun banyak dilaksanakan seperti membaca yasin, tawasul dan sholat duha. Peserta didik pun di biasakan setiap hari kamis membawa segelas beras yang nantinya jika sudah terkumpul akan di bagikan kepada peserta didik yang membutukan, dengan program tersebut siswa bisa memiliki rasa kepedulian terhadap teman dan lingkungan sekitarnya. 

Dengan membiasakan memperingati Hari- hari besar islam peserta didik mampu mengimplementasikan dan mengamalkan dengan aktifitas sehari-hari dengan nilai-nilai contoh yang di peringati Hari-hari besar islam, sebagai contohnya Gebyar Muharram peserta didik jadi tahu makna tahun baru islam dengan menyantuni anak yatim di sekitar temannya, kemudian peringatan Maulid Nabi yang bisa memberikan makna suri teladan yang di contohkan Nabi Muhammad SAW untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan masih banyak lagi  peringatan Islam  seperti Idul Adha dengan Berkurban, Idul Fitri dimana umat islam berlebaran dan saling memaafkan, dengan peringatan hari besar islam dapat menumbuhkan rasa peduli peserta didik. Sebagai guru penggerak saya bisa melaksakan berbagai program tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah, Guru, Komite, Orangtua dan peserta didik sehingga semua elemen pun bisa bersinergi dan program pun akan terlaksana dengan lancar.

Permasalahan tantangan yang ditemui ketika menjalankan pekerjaan yaitu 2minggu ke belakang ketika saya di tugaskan kembali menjadi Ketua Pelaksana penyuluhan deteksi mata dari BKMM di sekolah, pada saat itu saya d tugaskan mengikuti pelatihan deteksi mata di BKMM dan akan membagikan kacamata gratis kepada peserta didik, dan tindak lanjutnya dari pelatihan tersebut saya harus melaksanakan penyuluhan wali murid di sekolah yang akan dikunjungi langsung oleh BKMM, disini tantangan nya ketika pihak BKMM meminta nemeriksa mata peserta didik oleh saya sebanyak 100 peserta, saya ambil kelas sasaran yaitu kelas 4,5 dan 6. Ternyata hasil pemeriksaan saya dari 100 peserta didik ada 64 peserta yang dinyatakan bermasalah dalam penglihatan dan akan di tindak lanjuti pemeriksaan oleh BKMM saat berkunjung ke sekolah dan mengadakan penyuluhan bagi wali murid yang dinyatakan anaknya bermasalah dalam penglihatan.

Dari 64 peserta yang diperiksa saya, ternyata setelah di periksa kembali oleh BKMM yang d ambil hanya 12 peserta didik yang benar-benar bermasalah dalam penglihatan. Dari sinilah berbagai komentar wali murid yang menyatakan "kok pilihan sih yang di ambil", tetapi saya berusaha tenang dan mengambil langkah untuk menjelaskan kepada seluruh wali murid bahwasanya hasil pemeriksaan saya hanya menggunakan alat manual sedangkan BKMM mengunakan berbagai macam alat jadi benar-benar terdeteksi, dan meyakinkan wali murid yang tadinya mugkin gembira bisa dapat kacamata gratis, saya yakinkan wali murid seharusnya bersyukur anak-anaknya dinyatakan sehat matanya oleh BKMM. Alhmdulillah, akhirnya mereka mengerti dan meminta maaf atas kekeliruanya.

Dari program penyuluhan deteksi mata BKMM tersebut, saya selaku ketua pelaksana mempertimbangkan berbagai macam langkah untuk membuat keputusan. Langkah awal saya berkoordinasi dengan Kepala sekolah selaku penanggung jawab, kemudian dengan wali kelas untuk menginformasikan kepada peserta didik dan wali murid bahwa akan ada pemeriksaan mata pada peserta didik dan penyuluhan deteksi mata pada wali murid dari BKMM Balai Kesehatan Mata Masyarakat. Dan  menginformasikan juga yang menjadi kelas sasaran yaitu kelas 4,5 dan 6. Maka dari itu pihak wali kelas mengkondisikan terlebih dahulu peserta didik yang akan mengikuti pemeriksaan dan penyuluhan. Dengan target pemeriksaan 100 peserta didik. Untuk memperkuat keputusan saya, yang boleh mengikuti pemeriksaan ini hanya kelas sasaran yaitu kelas 4,5 dan 6 sesuai daftr absen dan jadwal, selain dari itu tidak berhak mengikuti pemeriksaan.

Sebagai guru penggerak upaya yang dilakukan untuk memahami situasi tersebut dengan melakukan rapat bersama pihak yang terlibat seperti Kepala sekolah, BKMM, komite,dan wali murid. Dengan harapan pihak wali murid yang merasa anaknya tidak mendapat bantuan kacamata memahami situasi dan kondisi dengan cara menjelaskan secara rinci supaya bisa di pahami wali murid tersebut. Dengan ada nya kegiatan penyuluhan dari BKMM tersebut merupakan peluang bagi peserta didik dan wali murid yang memiliki masalah di penglihatan akan di berikan penyuluhan Kesehatan mata dan kacamata secara gratis. Kesempatan yang di dapat wali murid dan peserta didik dari penyuluhan ini dapat membantu peserta didik yang mengalami masalah dalam penglihatan dan mendapatkan secara gratis kacamata, maka dari itu bersyukur program yang diberikan BKMM ini sekolah SDN 2 Sindangkasih salah satu sekolah yang diberikan kesempatan tersebut, jadi sebagai ketua saya memanfaatkan program ini dengan sebaik-baiknya dan mencapai tujuan yang diharaokan.

bahwa peran seorang guru dalam membangun pendidikan yang bermakna sangat penting.  Dengan menggambarkan komitmen dan dedikasi sebagai seorang guru untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik , bahkan di tengah berbagai tantangan, seperti masalah finansial dan situasi pandemi. tetap berusaha keras untuk mengatasi kendala-kendala ini dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, komite, wali murid, dan pihak terkait lainnya.

Sebagai guru penggerak, saya telah berupaya meningkatkan kompetensi, mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, dan memberikan inovasi dalam pendidikan. saya juga telah aktif dalam berbagai program yang membantu peserta didik saya berkembang secara akademis dan karakter.

Kesulitan yang saya alami, seperti ketika menghadapi perbedaan hasil pemeriksaan mata, telah saya tangani dengan bijak dan berkomunikasi dengan baik kepada wali murid. Saya juga telah mengambil langkah-langkah koordinasi yang tepat dengan kepala sekolah dan wali kelas.

C. Solusi Pemecahan Masalah 

Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang guru di era digital, berikut adalah beberapa solusi atau pemecahan yang dapat dipertimbangkan:

        1.  Solusi Finansial

  • Mencari sumber pendapatan tambahan
  • Guru dapat mencari peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan di luar profesi mengajar. Ini bisa termasuk memberikan bimbingan, pelatihan, atau keterampilan lain yang dimiliki.
  • Membuat perencanaan keuangan yang bijak
  • Guru perlu memiliki perencanaan keuangan yang baik untuk mengelola penghasilan mereka dengan bijak, memprioritaskan kebutuhan utama, dan berinvestasi jika memungkinkan.
  • 2. Solusi Komitmen Terhadap Pekerjaan
  • Terus berkomitmen dengan semangat
  • Guru dapat terus mendedikasikan diri mereka untuk pekerjaan mereka dengan  semangat dan tujuan yang tinggi, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Semangat dan komitmen akan memberikan motivasi untuk mengatasi kendala yang muncul.
  • 3. Solusi Tantangan Interaksi dengan Orang Lain
  • Komunikasi yang baik: Guru harus memastikan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak terkait, termasuk kepala sekolah, komite, dan wali murid. Membangun saluran komunikasi yang efektif dapat membantu mengatasi perbedaan pendapat dan memecahkan masalah.

  • Solusi Penyesuaian dengan Era Digital
  • Pengembangan kompetensi teknologi
  •  Guru harus mengikuti pelatihan dan kursus untuk berbagi pengetahuan.

  • Solusi Keterbatasan Sumber Daya
  • Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia Guru dapat bekerja sama dengan komite sekolah dan pihak terkait untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia. Ini termasuk memastikan dana dialokasikan dengan bijak untuk keperluan pendidikan.

Selain solusi di atas, peran pemerintah dan program pendidikan seperti Program Guru Penggerak yang di sebutkan juga dapat memberikan dukungan dalam mengatasi masalah-masalah ini. Guru dapat memanfaatkan program-program tersebut untuk meningkatkan kompetensi mereka, mengakses sumber daya tambahan, dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik Penting untuk diingat bahwa dalam mengatasi masalah, kolaborasi dan kerja sama antara guru, sekolah, komite, dan pihak-pihak terkait lainnya merupakan kunci keberhasilan.

 

                                                                                                                       BAB III

                                                                                                                 KESIMPULAN

Peran guru dalam membangun pendidikan di era digital adalah kunci penting dalam membentuk generasi penerus yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga fasilitator, motivator, dan panutan bagi peserta didik. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik

Tantangan yang dihadapi guru, terutama guru honorer, termasuk masalah finansial, namun semangat mereka untuk terus mengabdi dan memberikan ilmu tidak pernah surut. Program-program pendidikan, seperti Guru Penggerak, memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

Guru Penggerak diharapkan mampu menjadi penggerak dalam pembangunan pendidikan, menciptakan inovasi, dan memberikan inspirasi kepada peserta didik. Mereka harus menghadapi berbagai permasalahan, seperti koordinasi dengan berbagai pihak, serta perbedaan hasil pemeriksaan dan penyuluhan.

Dalam segala kesulitan dan tantangan, semangat dan dedikasi guru sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan tetap membara. Mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik dan memastikan bahwa generasi penerus bangsa siap menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan tantangan.

                                                                                                                BAB IV

                                                                                                              PENUTUP

Sebagai pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa, peran guru dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman terus berkembang. Era digital telah mengubah lanskap pendidikan, memaksa guru untuk menjadi lebih dari sekadar pengajar, melainkan menjadi fasilitator pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dalam upaya meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran. Guru tidak hanya menjalankan profesi sebagai pekerjaan semata, tetapi juga sebagai panggilan hati yang bermuara pada keinginan kuat untuk berbagi ilmu dan membentuk generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia.

Tantangan finansial, terutama bagi guru honorer, seringkali menjadi hambatan dalam upaya mereka untuk terus mengabdikan ilmunya. Namun, semangat guru dalam mendidik tidak pernah pudar. Mereka menjalani peran penting dalam membangun pendidikan, menggantikan peran orangtua dalam merawat anak-anak mereka.

Pemerintah dan berbagai program pendidikan, seperti Program Guru Penggerak, telah memberikan dukungan yang sangat diperlukan bagi guru-guru. Program ini memberikan kesempatan kepada guru, termasuk guru honorer, untuk meningkatkan kompetensi mereka, terutama dalam penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan tujuan mendidik generasi penerus bangsa yang cerdas.

Sebagai Guru Penggerak, peran guru tidak hanya lebih besar tetapi juga lebih kompleks. Mereka diharapkan mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, menciptakan inovasi, dan memberikan inspirasi kepada peserta didik. Meskipun dihadapi dengan berbagai permasalahan dalam upaya memajukan pendidikan, guru-guru ini tetap berkomitmen dan bersemangat dalam menghadapi tantangan ini.

Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, semangat dan dedikasi guru dalam memberikan pendidikan yang bermakna tetap menjadi fokus utama. Guru tidak hanya berperan dalam mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan moral peserta didik. Dengan semangat ini, guru-guru adalah agen perubahan yang membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara. Semoga peran mereka terus dihargai, didukung, dan diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, karena mereka adalah tulang punggung pembangunan pendidikan di era digital yang penuh tantangan.

Oleh karena itu, peran guru dalam membangun pendidikan di era digital adalah sebuah panggilan hati yang memerlukan dedikasi, kesabaran, dan semangat yang tinggi. Dengan semangat ini, guru dapat menjadi pilar utama dalam memajukan pendidikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi penerus bangsa.

contoh guru yang berdedikasi tinggi untuk menciptakan pendidikan yang bermakna, memperjuangkan kebaikan dan kesejahteraan peserta didik, serta berusaha terus berkembang dalam profesi sekarang. Semangat dan semangat  sebagai guru sangat penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak, dan peduli terhadap sesama

                    BAB V

           DAFTAR PUSTAKA

 

Fullan, Michael. "The New Meaning of Educational Change." Teachers College Press, 2007.

Cuban, Larry. "Oversold and underused: Computers in the classroom." Harvard University Press, 2001.

Plomp, Tjeerd, and Nienke Nieveen. "Educational design and development in the era of NIFLIS: A model-based approach." Educational Technology Research and Development 49, no. 3 (2001): 61-80.

Darling-Hammond, Linda. "Teacher education around the world: What can we learn from international practice?" European Journal of Teacher Education 27, no. 3 (2004): 271-288.

Hattie, John. "Visible Learning: A Synthesis of Over 800 Meta-Analyses Relating to Achievement." Routledge, 2008.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun