Mohon tunggu...
Sudirta Lasabuda
Sudirta Lasabuda Mohon Tunggu... -

Dan hanya jika kau peka, maka akan sering kau sadari bahwa saya selalu ada disaat kau, kalian dan mereka serta manusia manusia lainnya sedang merasa tak mengenal saya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kotamobagu Sudah Tak Santai, Ayo ke Boltim dan Silahkan Fall In Love

9 Juli 2016   20:53 Diperbarui: 9 Juli 2016   21:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, beruntunglah saya tidak hidup di Kotamobagu. Peristiwa demi peristiwa yang saya ikuti belakangan ini, makin membuka mata hati saya bahwa, Boltim dan Kotamobagu memang berbeda. Mulanya saya berpikir, menjadi orang Kotamobagu akan lebih mengembirakan ketimbang menjadi orang nun jauh di Ujung Timur Mongondow. Ternyata saya salah. Sehingga betapa bersyukurnya saya menjadi anak Boltim yang santai dan selalu memiliki kebebasan berleha-leha di pesisir pantai Baret, pantai Togid, Tutuyan, Tombolikat, dan sepenggal surga di Pulau Nenas sampai dengan hari ini.

Jika di Boltim, pamarentahnya menjamin kemerdekaan tiap pasangan muda-mudi memadu kasih dan jalinan asmara, termasuk kebebasan memilih secara bebas tempat ngedate (tentu bukan di ranah peribadatan), maka betapa hilangnya kebebasan itu nanti bagi pasangan muda-mudi di sebuah kota kecil bernama Kotamobagu. Sebuah kota kecil yang pembangunannya dilandaskan pada Kota Jasa, Kota Pintar, dan Kota Bersih sebagaimana semboyan dalam bahasa Mongondow; Lipu Modarit Lipu Mosehat.

Segenting apapun alasan dan logika yang dipakai tekait pemberlakuan jam malam dan penangkapan (oleh Hansip) terhadap pasangan muda-mudi yang tengah pacaran ini, bagi saya ini adalah bencana asmara yang akan berdampak sistemik dalam kehidupan percintaan, dan ruang gerak remaja yang semakin terpinggirkan.

Bayangkan, setelah Tim Kura-Kura Ninja, Tim Maleo, dan kini Tim 300 Hansip yang di siagakan 1 x 24 jam, bertugas menangkap remaja berpacaran di tempat umum, maka pengekangan apalagi yang akan diterapkan selanjutnya?.

Kenapa kota kecil yang diusung sebagai Kota Jasa, kemudian Smart City, dan Lipu Modarit Lipu Mosehat, tiba – tiba menyediakan 300 Hansip untuk menangkap pasangan berpacaran di malam hari?? Sungguh, saya bahkan nyaris bertanya pada Simsimi ketika sekonyong-konyong kehilangan nalar dan akal sehat setelah mengetahui kabar berita ini.

Maka dari itu, sekadar sumbang saran, bagi kaum jomblo yang sedang on fire mencari pasangan hidup, pun bagi yang sudah berpasang-pasangan dan sedang dilanda asmara, segeralah berkemas tinggalkan Kotamobagu dan Ayo ke Boltim. Apalagi yang perlu dibanggakan menjadi orang kota, ketika ruang gerak kalian semakin termarjinalkan, dan merasa terus tertindas oleh aturan ini-itu.

Kenapa harus ke Boltim? Sekalipun urusannya hanya untuk pacaran?

Ini yang harus kalian ketahui sebagai para pejuang asmara bahwa, pacaran adalah hal utama di usia hemok-hemok subur begini, dan merupakan hak semua orang, dan tak ada satu kekuasaan pun yang berhak melarangnya, tak terkecuali ki zebe no rongang. Sebab para pejuang tahu bahwa backstreet adalah sebuah relasi nonmainstream di bidang asmara. Dan yang mainstream adalah relasi yang alangkah datar-datar saja tanpa tantangan.

Kenapa Boltim? Sebab sampai hari ini Boltim menjamin kemerdekaan setiap orang berpacaran, baik siang maupun malam hari. Saya tidak perlu merilis lokasi-lokasi yang asik buat kalian pacaran. Nantilah kalian bisa merasakannya langsung setelah datang.  Sebab (Ekheeem) saya adalah salah satu pemandu ketimbang menjadi barisan pelarang berpangkat pengekang.

Maka rajutlah hubungan kalian yang sudah terkoyak oleh razia. Kumpul kembali benih dan remah-remah asmara yang paranoid dan kocar-kacir terjaring pukat aparat penegak moral.

Jika Paris dan menara Eifel terlampau jauh, maka Boltim adalah jawaban. Bukan semata karena di sini ada Gunung Ambang, Danau Mooat, Pantai Baret, Pantai Togid, Tutuyan, Tanjung Woka, The Ocean, Tanjung Kotabunan, dan penggalan surga seperti Bombuyanoi Island. Tetapi karena Kotamobagu sudah tak santai lagi seperti dulu. Maka, wahai kakaw-kak and dedew-dedew, Ayo ke Boltim dan silahkan Fall In Love.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun